Kecelakaan Pesawat Jeju Air Menewaskan 179 Orang: Korsel Berkabung 7 Hari
Tujuh hari berkabung nasional diumumkan setelah penerbangan Jeju Air dari Bangkok mendarat darurat di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan.
Sementara itu, penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok memerintahkan “upaya habis-habisan untuk operasi penyelamatan” di bandara Muan.
“Semua instansi terkait, harus mengerahkan semua sumber daya yang ada untuk menyelamatkan personel,” katanya kepada para pejabat dalam sebuah pernyataan.
Jeju Air, salah satu maskapai penerbangan berbiaya rendah terbesar di Korea Selatan, yang didirikan pada tahun 2005, mengeluarkan permintaan maaf atas kecelakaan tersebut, dengan mengatakan bahwa pihaknya akan "melakukan segala daya yang kami miliki sebagai tanggapan atas kecelakaan ini".
Kecelakaan itu merupakan kecelakaan fatal pertama bagi Jeju Air, meskipun pada bulan Agustus 2007, sebuah Bombardier Q400 yang dioperasikan oleh maskapai tersebut dan membawa 74 penumpang keluar dari landasan pacu karena angin kencang di bandara selatan Busan Gimhae, yang mengakibatkan belasan orang terluka.
Insiden itu terjadi saat Korea Selatan sedang terlibat dalam krisis politik besar yang dipicu oleh penerapan darurat militer oleh Presiden Yoon Suk Yeol dan pemakzulan berikutnya. (Tribun)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.