Program Selamatkan Yaki
Hindari Konsumsi Daging Satwa Liar Dilindungi di Natal-Tahun Baru
Berdasarkan penelitian dari Program Selamatkan Yaki, permintaan akan daging meningkat signifikan selama periode ini.
Penulis: Petrick Imanuel Sasauw | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Perayaan Natal masih berlangsung dan Tahun Baru 2025 sudah semakin dekat.
Berdasarkan penelitian dari Program Selamatkan Yaki, permintaan akan daging meningkat signifikan selama periode ini.
Termasuk daging satwa liar yang sering menjadi sajian di meja makan untuk menjamu keluarga dan tamu.
Semakin bervariasi jenis daging yang disajikan, semakin tinggi nilai sosial yang dirasakan oleh keluarga.
Oleh sebab itu, penting untuk mengingatkan masyarakat Sulawesi Utara, khususnya umat Kristen, tentang dampak konsumsi daging satwa dilindungi.
Sekretaris Umum Pucuk Pimpinan Majelis Gembala KGPM James Rumagit MTh, mengimbau umat untuk menghindari konsumsi daging satwa dilindungi sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian alam.
Ia menekankan bahwa bijak dalam memilih daging bukan hanya berdampak pada kesehatan pribadi, tetapi juga bagi generasi mendatang, agar mereka masih bisa menyaksikan keunikan satwa liar.
"Ketidakseimbangan di alam akan menimbulkan masalah," tegasnya.
Ia juga mengutip firman Tuhan dalam 1 Korintus 10:23, "Segala sesuatu diperbolehkan, tetapi tidak semua berguna; segala sesuatu diperbolehkan, tetapi tidak semua membangun."
Ia menyarankan agar umat merayakan Natal dan Tahun Baru dengan memilih bahan pangan yang sehat bagi tubuh dan ramah lingkungan, seperti ayam, ikan laut, atau tahu dan tempe yang dimasak dengan bumbu lokal untuk tetap menjaga cita rasa dan sukacita.
Senada dengan itu, Ketua Badan Kerjasama Antar Umat Beragama (BKSAUA) Provinsi Sulawesi Utara Pdt Johan Manampiring juga menyerukan agar masyarakat tidak memburu maupun mengonsumsi daging satwa dilindungi.
"Pesan ini sangat penting, mengingat banyak satwa seperti yaki, anoa, babi rusa, dan kus-kus kerdil kini sudah terancam punah.
Manusia memang memiliki hak atas alam, tetapi hak tersebut harus diiringi dengan tanggung jawab untuk melestarikan lingkungan.
Kebebasan harus dibatasi oleh nilai etika, moral, serta upaya menjaga budaya dan lingkungan," tuturnya.
Ia pun mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga kelestarian alam.
Fun Run Hari Konservasi Alam Nasional 2025: Selamatkan Yaki, Lestarikan Alam Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Lindungi Satwa Liar, Program Selamatkan Yaki Deklarasi Bekeng Sulut Bangga di Pasar Kawangkoan |
![]() |
---|
Jaga Keberlangsungan Satwa Liar, Deklarasi ‘Bekeng Sulut Bangga’ Digaungkan di Minahasa-Minsel |
![]() |
---|
Selamatkan Yaki: Pilih Sajian Lauk dengan Pertimbangan Kelestarian Alam saat Pengucapan Syukur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.