Program Selamatkan Yaki
Jaga Keberlangsungan Satwa Liar, Deklarasi ‘Bekeng Sulut Bangga’ Digaungkan di Minahasa-Minsel
sejak 2023, Program Selamatkan Yaki intensif menggelar beberapa kegiatan mulai di tingkatan pedagang pasar yang masih aktif menjual satwa liar
Penulis: David_Kusuma | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Berbagai Upaya dilakukan untuk mengajak keterlibatan masyarakat dalam menjaga keberlangsungan satwa liar di hutan khususnya yang terancam punah dan dilindungi.
Koordinator Edukasi Program Selamatkan Yaki Purnama Nainggolan mengatakan, sejak 2023, Program Selamatkan Yaki intensif menggelar beberapa kegiatan mulai di tingkatan pedagang pasar yang masih aktif menjual satwa liar yang mulai langka.
“Sebut saja Pasar Motoling dan Tompaso di Minahasa Selatan dan Pasar Langowan di Minahasa. Bahkan tidak menutup kemungkinan paar-pasar lain di Sulawesi Utara (Sulut),” ujar Purnama, Jumat (26/4/2024).
Selain di tingkatan pedagang, Program Selamatkan Yaki bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulut secara bersama mengajak kolaborasi dengan pemerintah daerah di beberapa kabupaten dan kota di antaranya Minahasa Selatan (Minsel), Minahasa dan Tomohon.
Pada 22 Maret 2024 diadakan deklarasi di Ruang Terbuka Publik Amurang Minahasa Selatan (Minsel) dan berlanjut ke Pasar Motoling Minsel serta kegiatan di God Bless Park Minahasa dengan kembali melibatkan berbagai unsur dari Forkopimda, tokoh masyarakat, pedagang, tokoh agama, media massa dari banyak unsur lainnya.
Deklarasi ini ditandai dengan pendatanganan komitmen bersama Satwa Liar yang Dilindungi. Ada lima poin dalam deklarasi ini:
- Menyatakan komitmen untuk bersama-sama mengurangi dan mencegah perdagangan satwa liar serta konsumsi daging satwa liar dilindungi.
- Meningkatkan pengetahuan tentang konservasi satwa liar sejak dini dengan menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat dan optimalisasi pendidikan melalui muatan lokal.
- Menjadikan kebijakan pro lingkungan dan konservasi satwa liar sebagai salah satu acuan dalam penyusunan program kerja lingkup pemerintahan.
- Mengimplementasikan pendekatan one health untuk mengantisipasi penyebaran penyakit zoonotik dan penyakit infeksi baru.
- Serta berkomitmen untuk mengintegrasikan perlindungan satwa liar dengan perubahan pola konsumsi pada masyarakat khususnya pada keluarga melalui program PKK.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Askhari Daeng Masikki mengatakan, bumi kita tidak sedang baik-baik saja.
Perlu upaya untuk menjaga satwa liar yang ada dan ini bagian penting yang perlu disampaikan ke semua elemen terutama pedagang di pasar daging.
“Kita harus lakukan secara bertahap sebab edukasi dan sosialisasi itu penting, jika masih ada yang melanggar, maka ada UU Nomor 5 Tahun 90 Terkait Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya dan juga ada aturan-aturan lainnya,” ujas Askhari.
Dijelaskannya, Sulawesi masuk dalam garis walacea, berbeda dengan di Provinsi Papua sehingga memiliki satwa yang khas seperti Anoa, Tarsius, Yaki dan lainnya.
Fun Run Hari Konservasi Alam Nasional 2025: Selamatkan Yaki, Lestarikan Alam Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Hindari Konsumsi Daging Satwa Liar Dilindungi di Natal-Tahun Baru |
![]() |
---|
Lindungi Satwa Liar, Program Selamatkan Yaki Deklarasi Bekeng Sulut Bangga di Pasar Kawangkoan |
![]() |
---|
Selamatkan Yaki: Pilih Sajian Lauk dengan Pertimbangan Kelestarian Alam saat Pengucapan Syukur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.