Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Opini

Jas Putih, Beban Berat

Kesehatan mental mahasiswa menjadi topik yang semakin penting diperhatikan di era modern ini

Editor: David_Kusuma
Dok Pribadi
Muhamad Awaludin 

Penulis: Muhamad Awaludin (Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi)

BEBERAPA hari lalu kita dihebohkan dengan informasi terkait  kejadian yang tidak menyenangkan terhadap Mahasiswa Profesi Kedokteran, hal ini dipicu karena ketidakpuasan salah satu anggota kelompok  terhadap terhadap jadwal piket yang dibuat oleh ketua kelompok tersebut, ketidakpuasan salah satu anggota kelompok tersebut membuat perselisihan yang mengakibatkan perselisihan terhadap ketua kelompok tersebut. 

Kesehatan mental mahasiswa menjadi topik yang semakin penting diperhatikan di era modern ini. Di tengah tuntutan akademis, tekanan sosial, dan perubahan hidup yang signifikan, mahasiswa sering kali menghadapi berbagai tantangan yang berdampak pada kesejahteraan mental mereka.

Mata kuliah dan jurusan Kesehatan atau kedokteran merupakan salah satu jurusan yang banyak diminati oleh mahasiswa. Dalam perjalanan menempuh studinya, mahasiswa melewati beberapa permasalahan yang akan mengakibatkan gangguan kesehatan mental. 

Gangguan kesehatan mental pada mahasiswa kesehatan ditandai perasaan tidak nyaman atau ketegangan selama masa studi. Hal ini sering diabaikan, padahal kecemasan memberikan dampak negatif yang memengaruhi kemampuan belajar, mengganggu performance akademik hingga putus kuliah.

Salah satu faktor utama pemicu gangguan kesehatan mental pada mahasiswa kesehatan yaitu tekanan akademik yang tinggi. Jadwal kuliah dan praktikum yang padat, tugas yang menumpuk, serta berbagai tahap ujian teori, ujian praktik tak lepas dari kehidupan akademik mahasiswa kedokteran. 

Kondisi gangguan mental akan terjadi ketika mahasiswa merasa tidak mampu memenuhi semua ekspektasi yang ada. Gangguan kesehatan mental pada mahasiswa kesehatan dapat berdampak negatif pada kinerja akademik dan kehidupan pribadi.

Sebagai contoh stres berlebihan pada mahasiswa kesehatan juga dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk belajar, berkonsentrasi, dan memproses informasi dengan baik. Stres yang berkelanjutan juga dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik mereka, seperti peningkatan risiko gangguan tidur, gangguan pencernaan, atau gangguan kesehatan lainnya.

Peningkatan stres yang dialami oleh mahasiswa kesehatan juga dapat menyebabkan peningkatan iritabilitas. Mahasiswa menjadi Burnout,  mudah tersinggung, mudah marah, atau sulit untuk mengendalikan emosi, Pada kasus yang lebih berat dan tidak terkontrol bisa mengakibatkan potensi risiko bunuh diri. 

Cara Mengatasi dan Menjaga Kesehatan Mental

Dalam mengelola gangguan kesehatan mental yang dialami oleh mahasiswa Kedokteran, penting bagi mereka untuk memiliki strategi koping yang efektif, seperti manajemen waktu yang baik, dukungan sosial yang kuat, perawatan diri yang baik, dan kemampuan untuk mencari bantuan jika diperlukan, penting untuk berkonsultasi dengan psikolog atau konselor kampus. Bantuan profesional dapat memberikan panduan dan solusi untuk mengatasi masalah kesehatan mental.

Mahasiswa juga penting untuk melakukan aktivitas yang produktif sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi gangguan kesehatan pada mahasiswa. Salah satu caranya dengan mengembangkan hobi, latihan meditasi, memanfaatkan teknik relaksasi, dan manajemen stres.

Di samping itu juga, institusi pendidikan juga wajib menyediakan sumber daya dan dukungan yang tepat, seperti layanan kesehatan mental, pelatihan keterampilan manajemen stres, dan program mentoring. Selain itu bagi mahassiswa profesi atau Koas penting untuk memperbaiki sistem penjadwalan tugas piket yang sering jadi sumber jadi sumber konflik.

Penjadwalan harus dilakukan secara transparan dengan melibatkan semua anggota kelompok koas dalam diskusi dan pengambilan keputusan.  Upaya deteksi dini dan penanganan gangguan kesehatan mental bukanlah tanda kelemahan, tetapi merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa mereka dalam keadaan aman dan sehat untuk mencapai potensi penuh sebagai profesional kesehatan yang berdedikasi dan berempati.

Terakhir, penegakan hukum yang tegas atas kejadian seperti kasus diatas sangat penting. Sanksi hukum yang jelas memberikan pesan kuat bahwa kekerasan tidak bisa diterima, terlepas dari alasan atau latar belakang pelakunya. Dengan dukungan yang tepat, keberanian dan kepercayaan diri yang kuat, mahasiswa kesehatan siap untuk membawa perubahan positif dalam dunia kesehatan. (*)

 

 

 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Aib untuk Like

 

Relawan Palsu dan Politik Rente

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved