Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Natal 2024

Jelang Natal, Masyarakat Sulut Diimbau Konsumsi Daging dengan Bijak untuk Selamatkan Satwa Liar

Keberadaan satwa liar di Sulawesi Utara sudah dalam titik terancam punah. Namun jelang Natal dan Tahun Baru permintaan diperkirakan akan meningkat.

|
Penulis: Rizali Posumah | Editor: Rizali Posumah
Dokumentasi Tribun Manado
Koordinator Edukasi Program Selamatkan Yaki, Purnama Nainggolan, dan Asisten Edukasi Program Selamatkan Yaki, Aprilia Balandatu saat hadir sebagai narasumber di Tribun Manado Podcast, Kamis (19/12/2024). 

Nainggolan juga menyarankan agar masyarakat menghindari konsumsi daging satwa liar. Karena dapat merusak keseimbangan ekosistem.

Selain itu, ia juga membahas tren konsumsi daging satwa liar, terutama babi hutan, yang mulai menjadi pilihan masyarakat di pasar-pasar tradisional, terutama saat harga daging babi domestik melonjak.

Walaupun babi hutan belum termasuk dalam kategori satwa yang dilindungi, namun maraknya perburuan satwa liar ditambah adanya kasus babi hutan terinfeksi virus seperti ASF (African Swine Fever) bisa membuat pupulasi babi hutan kian terancam.

"Beberapa waktu lalu, babi hutan di sekitar Taman Nasional Nani Wartabone ditemukan mati akibat virus tersebut," katanya.

Sementara itu, Asisten Edukasi Program Selamatkan Yaki, Aprilia Balandatu memaparkan berbagai upaya yang telah dilakukan untuk menjangkau masyarakat luas.

Program ini menyasar berbagai lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak sekolah, pemuda, warga desa, hingga pedagang di pasar tradisional.

"Kami menemui berbagai reaksi dari masyarakat. Ada yang menerima, ada yang mengeluh, bahkan ada yang memberikan informasi," ujar Balandatu.

 Informasi yang diterima oleh Program Selamatkan Yaki dari masyarakat pun cukup beragam.

Balandatu menyebutkan pengalaman mereka di pasar Tanawangko, di mana sebagian masyarakat menganggap Yaki sebagai hama yang merusak hasil pertanian, seperti jagung.

Beberapa petani merasa dirugikan karena Yaki sering mencuri hasil panen mereka.

Untuk kasus seperti ini, pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak menyakiti Yaki.

"Sebaiknya, usir saja agar menjauh dari area perkebunan," ujarnya. 

Program Selamatkan Yaki juga mengajak masyarakat untuk berpikir lebih dalam.

"Apakah dulunya tanah yang saat ini telah menjadi kebun adalah hutan, atau apakah Yaki mencari makanan di kebun karena sumber makanan di hutan semakin terbatas?" ujarnya. 

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>

Simak Berita di Google News Tribun Manado di sini >>>

Baca Berita Update TribunManado.co.id di sini >>> 

 

 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved