Hari Pahlawan
Masa Kecil John Lie, Pahlawan Nasional asal Sulut yang Dijuluki Great Smuggler With The Bible
Pahlawan Nasional asal Sulawesi Utara John Lie dengan kapalnya yang legendaris Out Law menembus blokade belanda untuk menyelundupkan senjata.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Laksamana Muda John Lie adalah pahlawan nasional dari Manado, Sulawesi Utara.
John Lie berdarah Tionghoa, namun sangat cinta pada Indonesia. Jasanya besar bagi Indonesia di masa perang mempertahankan kemerdekaan.
John Lie dengan kapalnya yang legendaris Out Law menembus blokade belanda untuk menyelundupkan senjata.
Beberapa kali ia kepergok. Nyaris tertangkap dan hampir mati.
Namun selalu lolos. Seolah olah John Lie dipayungi sebuah kekuatan. John Lie memang seorang Kristen taat.
Ia selalu memegang Alkitab. Media barat menjuluki John Lie Great Smuggler With The Bible.
Banyak sisi yang masih misterius dalam kehidupan masa kecil John Lie di Manado.
Hendri Gunawan peneliti Tionghoa kepada Tribun Manado membeber sejumlah hal penting tentang kehidupan masa kecil John Lie di Manado.
John Lie dilahirkan di Kanaka, Manado, pada 9 Maret 1911 dari pasangan Lie Kae Tae dengan Maryam Oei Tseng Nie.
"Rumahnya di Manado sampai sekarang masih ada. Lokasinya di belakang Gelael Sudirman. Rumah itu sudah dijual dan jadi ruko," kata dia beberapa waktu lalu.
Sebut dia, John Lie bersekolah di Hollands Chinese School (HCS). Maklum keluarganya cukup berada. John Lie kecil ternyata anak yang badung.
Suatu ketika, ia menulis di papan tulis kelasnya.
“Mevrouw panta bobou, meneer panta ta smeer. Artinya kurang lebih pantat ibu guru bau, pantat bapak guru belepotan," katanya.
Di sinilah nasionalisme John Lie mulai nampak. Itu hinaannya kepada orang orang yang hanya bisa bahasa belanda.
"Gurunya marah dan John Lie dikeluarkan dari sana," katanya.
Sejak kecil, John Lie sudah menunjukkan minat bahari.
Ia sering naik perahu dan berenang di sungai Tondano dan laut Manado.
"Di belakang rumah orang tuanya ada tempat pembuatan kapal kayu. Diturunkannya kapal itu ke laut adalah waktu yang dinantinya," beber dia.
John Lie juga gemar main sepakbola. Bola yang ia mainkan terbuat dari kulit jeruk. John Lie kecil gemar bergaul. Lokasi favoritnya bergaul adalah di kampung kodo.
Ia sering naik perahu dan berenang di sungai Tondano dan laut Manado.
"Di belakang rumah orang tuanya ada tempat pembuatan kapal kayu. Diturunkannya kapal itu ke laut adalah waktu yang dinantinya," beber dia.
John Lie juga gemar main sepakbola. Bola yang ia mainkan terbuat dari kulit jeruk.
John Lie kecil gemar bergaul. Lokasi favoritnya bergaul adalah di kampung kodo.
"Ini kampung yang mayoritas penduduknya Muslim. "John Lie bergaul akrab dengan mereka," ujarnya.
Suatu waktu, sebuah kapal eskader Angkatan Laut Belanda merapat di Manado.
John Lie sangat ingin naik ke kapal itu. Ia harus membayar 10 sen.
Namun orang tuanya tidak memberikan uang. Dengan nekat, John Lie berenang menuju kapal itu.
"Suatu waktu saya ingin jadi kapten kapal sebesar ini. Itu katanya ketika tiba di kapal," katanya. (art)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>
Simak Berita di Google News Tribun Manado di sini >>>
Baca Berita Update TribunManado.co.id di sini >>>
Museum Tugu Mendur Kawangkoan Minahasa Sulut : Jejak Dua Fotografer Proklamasi di Hari Pahlawan |
![]() |
---|
AY Mokoginta, Putra Mongondow Komandan Hijrah Pasukan Siliwangi di Masa Perang Kemerdekaan RI |
![]() |
---|
Mengenang Perjuangan John Lie, Pahlawan Nasional Asal Sulut, Dijuluki Belanda Hantu Selat Malaka |
![]() |
---|
BW Lapian: Pahlawan Nasional Asal Minahasa Sulawesi Utara, Jurnalis dan Murid Kristus |
![]() |
---|
Daftar Pahlawan Asal Sulawesi Utara yang Dijadikan Nama Jalan di Kota Manado |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.