Kapal Perang Jerman Tembak Jatuh Pesawat Nirawak di Lepas Pantai Lebanon
Sebuah kapal perang Jerman untuk pasukan PBB menjatuhkan sebuah pesawat tak berawak di lepas pantai Lebanon.
Selain itu, serangan udara menewaskan 45 teroris dan menghancurkan 150 lokasi Hizbullah selama satu hari terakhir, termasuk gudang senjata, peluncur roket, dan bangunan yang digunakan untuk keperluan militer, menurut militer.
Ledakan terdengar di Lembah Beqaa, Lebanon timur pada hari Kamis tak lama setelah juru bicara militer Arab Avichay Adraee meminta penduduk desa Tamnine El Tahta untuk mengungsi.
Adraee mengatakan militer akan menyerang fasilitas dan kepentingan strategis milik Hizbullah yang terletak di daerah tersebut, dan penduduk di dekatnya harus mengungsi demi keselamatan mereka sendiri.
Peta wilayah yang akan menjadi sasaran dipasang di X dan tak lama kemudian, ledakan terdengar di area tersebut.
Sementara itu teroris di Lebanon terus menembakkan roket ke Israel utara sepanjang malam hingga Kamis pagi, dengan beberapa proyektil berhasil dicegat.
Rentetan sekitar 30 roket ditembakkan ke Galilea Hulu. Beberapa berhasil dicegat, sementara yang lainnya mendarat di area terbuka.
Tak lama kemudian, dua roket lagi ditembakkan dari Lebanon, yang memicu bunyi sirene di Israel utara, termasuk kota-kota di wilayah Haifa. Pertahanan udara menembak jatuh satu roket sementara roket lainnya jatuh di area terbuka, kata militer. Tidak ada korban luka yang dilaporkan dalam serangan itu.
Terjadi pula tembakan roket ke sejumlah komunitas yang lebih dekat ke perbatasan utara.
Pada dini hari, sebuah roket yang ditembakkan oleh Hizbullah menghantam sebuah gedung di kota Kiryat Shmona di wilayah utara. Tidak ada korban luka.
Eskalasi pertempuran baru-baru ini terjadi setelah Israel menambahkan tujuan perang resminya yaitu memulangkan sekitar 60.000 penduduk utara yang mengungsi. Karena khawatir akan serangan Hezbollah di utara, Israel mengevakuasi penduduk tak lama setelah ribuan teroris pimpinan Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan hampir 1.200 orang dan menyandera 251 orang, yang memicu perang di Gaza.
Sehari kemudian, pasukan pimpinan Hizbullah mulai menyerang masyarakat perbatasan dan posisi militer hampir setiap hari, dan kelompok teror itu mengatakan bahwa tindakan itu dilakukan untuk mendukung Gaza.
Serangan terhadap Israel utara selama setahun terakhir telah menewaskan 28 warga sipil, dan 38 tentara IDF tewas dalam serangan tersebut dan operasi darat berikutnya di Lebanon.
Pemerintah Lebanon mengatakan bahwa serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 2.300 orang di Lebanon selama tahun lalu, terutama dalam beberapa minggu terakhir. Menurut IDF, jumlah korban termasuk sedikitnya 960 anggota Hizbullah.
Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka mengidentifikasi "target udara mencurigakan yang melintasi [wilayah Israel] dari timur," sebuah istilah yang sebelumnya digunakan untuk merujuk pada serangan dari Irak.
IDF menambahkan bahwa pihaknya sedang menyelidiki masalah tersebut, tanpa menjelaskan secara rinci apakah pesawat tak berawak yang diduga itu jatuh.
Pernyataan dari militer itu muncul tak lama setelah sirene diaktifkan di dua komunitas selatan dekat perbatasan Yordania, dan ketika peringatan serangan udara diaktifkan lebih jauh ke barat di wilayah pegunungan Negev.
Perlawanan Islam di Irak yang didukung Iran kemudian mengklaim telah melancarkan serangan pesawat tak berawak terhadap kota paling selatan Israel, Eilat. (Tribun)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.