Makam Pahlawan di Sulut
Jalan-Jalan ke Makam Pahlawan Nasional Sulut Sam Ratulangi, Ada Relief Senjata vs Bambu Runcing
Dari pahlawan Nasional inilah lahir falsafah yang begitu populer di Sulut yakni Si Tou Timou Tumou Tou.
Penulis: Nielton Durado | Editor: Rizali Posumah
Setelah menyelesaikan sekolahnya di Tondano dan Batavia (Koningeen Wilhelmina School), Sam Ratulangi melanjutkan studinya di Vrije Universiteit van Amsterdam di Belanda.
Lulus sebagai guru ilmu pengetahuan pada tahun 1915, lalu belajar selama dua tahun lagi di Universitas Amsterdam.
Pada tahun 1919 Sam Ratulangi memperoleh gelar doktor di bidang fisika dan matematika dari University of Zurich, Switzerland.
Relief selanjutnya menggambarkan peran Sam Ratulangi di bidang pendidikan hingga perjuangannya melawan penjajah yang digambarkan dalam pertarungan bambu runcing melawan senjata api.
Sekembalinya ke Indonesia, ia tinggal di Yogyakarta mengajar ilmu pengetahuan di sekolah menengah.
Sebelum pindah ke Bandung mendirikan perusahaan Assurantie Maatschappij Indonesia, sebuah perusahaan pertama yang memakai kata "Indonesia" dalam dokumen resminya.
Keterlibatan Sam Ratulangi dalam pergerakan politik semakin nyata ketika diangkat menjadi anggota Volksraad pada 1927 dan terus gigih berjuang bagi persamaan hak, sampai tahun 1937 ketika ia dipenjara karena aktivitas politiknya.
Setelah keluar dari penjara, Sam Ratulangi lalu menjadi editor of Nationale Commentaren, sebuah majalah berita dan penerbitan berbahasa Belanda.
Keberhasilan Sam Ratulangi di bidang pendidikan tidak menjadikannya lupa terhadap tanah kelahiran.
Sam Ratulangi kembali dengan bekal Ilmu yang dimilikinya guna memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Salah satu perjuangannya ialah dalam menghapuskan kebijakan kerja paksa di Minahasa.
Setelah Indonesia merdeka Sam Ratulangi diangkat sebagai Gubernur pertama provinsi Sulawesi Utara.
Kemerdekaan Indonesia tidak serta merta menghentikan perjuangan beliau dalam melawan penjajah.
Ia ditangkap oleh Belanda dalam agresi militer pada 5 April 1946, dan diasingkan di Serui di Pulau Yapen, sebelum dibebaskan pada 23 Maret 1948 dan dibawa ke Yogyakarta.
Pada agresi militer Belanda yang kedua, Sam Ratulangi ditangkap pada 25 Desember 1948 ketika Belanda menyerbu dan menduduki Yogyakarta.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.