Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Harga Tiket Pesawat

Terungkap Penyebab Tiket Pesawat di Indonesia Mahal, Ini Kata Bos AirAsia

salah satu penyebab paling dominan mahalnya harga tiket pesawat di Tanah Air adalah harga avtur yang dijual Pertamina.

Editor: Glendi Manengal
HO
Ilustrasi tiket pesawat 

"Di Malaysia, ada dua atau tiga perusahaan (penyedia avtur). Di sebagian besar negara, ada pilihan. Jika hanya ada satu di Indonesia, mereka (Pertamina) dapat mengenakan biaya yang mereka inginkan," tutur dia.

Pajak tinggi

Setali tiga uang, selain mahalnya harga avtur, ia juga menyoroti pajak yang dikenakan untuk pembelian BBM. Hal ini juga berkontribusi pada mahalnya harga tiket maskapai.

"Pajak dikenakan dua kali untuk bahan bakar. Hanya untuk penerbangan domestik," tutur Tony Fernandes.

Selain pajak pada BBM avtur, lanjut Tony, maskapai yang beroperasi di Indonesia juga dibebani sejumlah pajak lain yang tidak ditemui di negara-negara lain, misalnya pajak atas sparepart pesawat.

Ia memberi contoh, beberapa suku cadang pesawat yang rusak harus dikirim ke luar negeri untuk diperbaiki. Namun begitu dikirim kembali ke Indonesia, suku cadang akan dikenai pajak impor.

Keluhan ini menurut Tony sudah ia sampaikan ke Kementerian Keuangan. Jika memang tak bisa dihapus sepenuhnya, maskapai penerbangan berharap ada relaksasi atau penyesuaian tarif pajak impor.

"Tidak ada di tempat lain seperti itu," kata Tony.

Faktor lain yang kontribusinya sangat dominan dalam penentuan harga tiket pesawat adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

"Banyak orang menyalahkan maskapai untuk tarif tiket. Kenyataannya kita harus membayar bahan bakar, kita harus menghadapi niali tukar, dan rupiah sedang melemah, sekarang sedang menguat," beber Tony.

Monopoli Pertamina dihapus

Sebelumnya, pemerintah Indonesia membuka kesempatan bagi badan usaha swasta untuk memasok bahan bakar avtur di bandara-bandara.

Dengan masuknya swasta, penjualan avtur tidak lagi dimonopoli Pertamina sehingga bisa menciptakan harga avtur yang lebih kompetitif, yang diharapkan akan menurunkan harga tiket pesawat.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa badan usaha swasta diperbolehkan untuk berinvestasi di Depot Pengisian Bahan Bakar Pesawat Udara (DPPU), terutama di wilayah Indonesia bagian timur.

"Saya kira juga ini kita buka pemerintah untuk perusahaan-perusahaan lain, untuk juga investasi di bidang ini, terutama di daerah-daerah Indonesia Timur sana," ujar Luhut saat konferensi pers di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Senin (20/8/2024).

Luhut menyampaikan bahwa pemasok avtur perlu ditambah agar tidak hanya bergantung pada Pertamina. Dengan hadirnya lebih banyak pemain di pasar, harga avtur di Indonesia diharapkan menjadi lebih kompetitif, yang pada akhirnya akan menurunkan harga tiket pesawat.

"Avturnya Pertamina mulai turun karena kita buka bukan hanya monopoli Pertamina lagi," kata Luhut setelah acara.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved