Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

Sosok Ni Luh Putu Sugiantiri, Polwan Kepercayaan Soekarno yang Tolak Jadi Ajudan Ibu Tien Soeharto

Ni Luh Putu Sugiantiri merupakan Polwan terakhir yang bertugas mengawal Soekarno sebelum Sang Proklamator meninggal dunia pada 1970.

Editor: Indry Panigoro
ho
Sosok Ni Luh Putu Sugiantiri, Polwan Kepercayaan Soekarno yang Tolak Jadi Ajudan Ibu Tien Soeharto 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini adalah sosok Ni Luh Putu Sugiantiri.

Ni Luh Putu Sugiantiri adalah seorang polisi wanita (polwan) yang terkenal pada zaman dulu.

Ia merupakan Polwan kepercayaan Presiden Soekarno.

Menjadi orang kepercayaan Presiden Soekarno, membuat nama Ni Luh Putu Sugiantiri cukup dikenal publik.

Terlebih saat dirinya menolak jadi ajudan istri Presiden RI ke-2 Soeharto, Ibu Tien.

Ya siapa sangka, Ni Luh Putu Sugiantiri pernah menolak  jadi ajudan Ibu Tien Seoharto.

Semasa hidupnya, Ni Luh Putu Sugiantiri dikenal  sebagai polisi kepercayaan Presiden RI pertama Soekarno.

Ia merupakan Polwan terakhir yang bertugas mengawal Soekarno sebelum Sang Proklamator meninggal dunia pada 1970.

Di awal pemerintahan Soeharto, Ni Luh Putu Sugiantiri menolak tawaran sebagai ajudan Ibu Tien Soeharto.

Sebagai informasi, Ni Luh Sugianitri meninggal dunia pada Maret 2021 lalu.

Ni Luh Putu Sugiantiri, Polwan terakhir yang mengawal Soekarno sebelum meninggal.
Ni Luh Putu Sugiantiri, Polwan terakhir yang mengawal Soekarno sebelum meninggal. (Warta Kota)

Dalam kenangan Ni Luh Putu Sugiantiri, foto ini terakhir mengajak foto karena selorohnya adalah foto terakhir memakai baju kedinasan presiden.

Yah hari itu, Soeharto "melantik" dirinya sebagai Presiden berbekal Supersemar "abal-abal".

Dalam kenangan Ni Luh Putu Sugianitri, dirinya kerap membelikan buah-buahan kepada sang Proklamator karena tidak tega melihat Soekarno tidak bisa makan karena ketiadaan uang sama sekali.

Walau gajinya sebagai polwan sangat kecil, Ni Luh Putu Sugiantiri iklas memberi karena iba dengan penderitaan Soekarno yang sengaja dibiarkan dan terlantar karena tahanan rumah di Wisma Yaso (sekarang Museum Satria Mandala) Jakarta.

Nitri mengawali kisahnya dengan masuk sebagai anggota Polisi Wanita (Polwan) saat mendaftar di Bali pada tahun 1964.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved