Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Liputan UMKM

Cerita Noni dan Maigel, Pasutri Disabilitas Fisik Berdaya Bareng CIMB Niaga di Manado

Noni (50) dan suaminya, Maigel tengah bersantai. Tepat di dekat etalase kaca berisi beragam lauk ikan dan ayam. 

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Alpen Martinus
Tribun Manado/Fernando Lumowa
Noni Anatje Pangajow (50), mitra UMKM binaan Berdaya Bareng CIMB Niaga di Warung Ceria miliknya, Jalan Kampus Politeknik Negeri, Buha, Manado, Selasa (27/8/2024). 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Suasana depan Kampus Politeknik Negeri Manado di Kelurahan Buah Kecamatan Mapanget, Kota Manado begitu ramai. 

Hiruk pikuk mahasiswa hilir mudik. Mobil motor lalu lalang hampir saban detik. Di sebuah warung makan yang berhadapan gerbang kampus, suasana tak terlalu ramai. 

Noni (50) dan suaminya, Maigel tengah bersantai. Tepat di dekat etalase kaca berisi beragam lauk ikan dan ayam. 

Baca juga: Politeknik Negeri Manado Edukasi Pelaku UMKM di Desa Kolongan Minut Sulawesi Utara

"Tadi siang ramai sekali. Sudah sore jadi sepi. Malam bisa ramai lagi," kata Noni Anatje Pangajow kepada Tribunmanado.co.id, Selasa (27/8/2024) sore. 

Keterbatasan fisik tak membuat Noni dan suaminya kalah. Sudah hampir setahun mereka mengusahakan rumah makan itu. Warung Ceria namanya. Buka Minggu hingga Senin, Sabat tutup. 

"Sudah tujuh bulan, kita teruskan sewa ruko dari kerabat," kata Maigel (43) yang punya nama lengkap Kokali Maigel Manggasa. 

Warung itu menyediakan menu nasi campur. Noni menjualnya Rp 15 ribu per porsi. Itu sudah termasuk es teh. "Nasinya diambil sendiri, sesuai kemampuan makan," kata Noni

Selain warung makan, Gracia Manggasa (22), putri semata wayang mereka menjual aneka minuman dingin. Pop Ice, shake dan sejenisnya. 

Sehari-hari, Gracia yang ke pasar dan memasak. Mereka juga dibantu ibunya Noni. Aktivitas mereka dimulai subuh. Saat Gracia ke pasar, Noni dan suami menyiapkan tempat, menyiapkan bumbu dan lainnya. 

"Setelah tutup, malam kami bersihkan bumbu, atur peralatan, setiap hari begitu. Kadang bosan tapi ya begitu, namanya berusaha," ujar Noni

Ia bersyukur, dari usaha itu mereka diberkati. Omset mereka rata-rata Rp 1 jutaan per hari. Sementara keuntungan bersih rata-rata Rp 500 ribuan. "Kita bisa bayar cicilan bank," kata Noni

Mereka bercerita, bisa menjalankan usaha ini berkat pembiayaan dari CIMB Niaga yang bekerja sama dengan Berdaya Bareng, organisasi nirlaba yang memberdayakan penyandang disabilitas. 

Pasutri ini dipertemukan dengan Berdaya Bareng pada pertengahan tahun 2022. Waktu itu Noni diajak teman sesama anggota PPDFI (Perkumpulan Penyandang Disabilitas Fisik Indonesia). 

"Katanya mau ada pelatihan dan bantuan, ya ikut. Tidak terpikir dan berharap mau kredit, kami tahu diri," katanya. 

Sewaktu ikut sosialisasi Noni mengandalkan keahliannya menjahit. Sementara suaminya, keterampilan servis peralatan elektronik. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved