Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bolmong Sulawesi Utara

Sulawesi Utara Berpotensi Alami Gempa Megathrust, BPBD Akui Kalau SulutGo Ada Histori Gempa Besar

Gempa megathrust merupakan bencana gempa besar dengan magnitudo 8 ke atas.  Pontensi adanya gempa megathrust di Sulut turut diakui BPBD.

Penulis: Sujarpin Dondo | Editor: Indry Panigoro
Tribun Cirebon - Tribunnews.com
Ilustrasi foto tsunami dahsyat dampak gempa megathrust 

TRIBUN MANADO. CO. ID, BOLMONG - Heboh Sulawesi Utara (Sulut) berpotensi gempa megathrust.

Menyikapi itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulut beri tanggapan. 

Gempa megathrust merupakan bencana gempa besar dengan magnitudo 8 ke atas. 

Pontensi adanya gempa megathrust di Sulut turut diakui Kepala Bidang Penanggulangan Darurat Bencana Inglie Paputungan. 

Inglie Paputungan kepada Tribun Manado mengakui bila potensi megatrhrust ada. 

"Kalau potensi ada, karena wilayah SulutGo itu ada histori gempa besar dan tsunami, " ucapnya Jumat (16/08/2024). 

Namun, kata Inglie untuk sains belum ada yang mampu mendeteksi di mana, kapan dan berapa besar gempa yang terjadi. 

"Namun, sejak awal BPBD Bolmong terbentuk, kami selalu sosialisasi terkait mitigasi bencana gempa dan tsunami, "ucapnya. 

Untuk itu kata Inglie kami pun juga menyiapkan antisipasi jikalau hal itu terjadi.

"Untuk antisipasi itu sangat mendesak dan harus segera di pasang semua papan informasi dan jalur evakuasi bagi masyarakat yg bermukim di Wilayah pesisir pantai, " ucapnya. 

Kabid penanggulangan darurat bencana Inglie Paputungan
Kabid penanggulangan darurat bencana Inglie Paputungan

Diketahui Sulawesi Utara merupakan sebuah wilayah yang kerap disebut surga tropis dengan pesona alam yang memukau.

Namun ternyata Sulut berada di bawah ancaman gempa megathrust yang sangat berbahaya.

Hal ini disampaikan oleh Agus Santoso Budiharso, Dosen Teknik Geologi Universitas Prisma sekaligus Dewan Pakar KAGEGAMA Pusat.

Menurutnya, masyarakat Sulawesi Utara perlu waspada dan lebih siap dalam menghadapi potensi bencana ini.

“Gempa megathrust itu jenis gempa bumi yang sangat kuat dan merusak, biasanya terjadi di zona subduksi,” jelas Agus, Kamis, (15/8/2024)

Ia menjelaskan bahwa zona subduksi adalah tempat di mana dua lempeng tektonik bertemu dan salah satu lempeng menyelusup di bawah lempeng lainnya.

Ketika tegangan yang terakumulasi di antara lempeng ini dilepaskan secara tiba-tiba, gempa besar dengan magnitudo lebih dari 9 pada skala Richter bisa terjadi.

"Ingat gempa dan tsunami di Samudra Hindia tahun 2004? Itu salah satu contoh betapa dahsyatnya gempa megathrust," ujarnya.

Agus menekankan bahwa Sulawesi Utara sangat rentan terhadap gempa megathrust.

"Di sini ada Zona Subduksi Minahasa dan Palung Sulawesi yang aktif. Itu artinya, wilayah kita punya potensi besar untuk mengalami gempa besar," ujarnya.

Menurut Agus, Sulawesi Utara tidak hanya dikelilingi oleh satu zona subduksi, tapi juga berada di titik pertemuan tiga lempeng besar

Yakni Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik.

"Interaksi kompleks antara ketiga lempeng ini membuat wilayah kita salah satu yang paling aktif secara seismik di dunia," tambahnya.

Agus memperingatkan bahwa jika gempa megathrust terjadi di Sulawesi Utara, dampaknya bisa sangat merusak.

"Bangunan bisa hancur, tsunami bisa terjadi, dan ekonomi kita bisa lumpuh," katanya.

Ia juga menambahkan, tidak hanya itu, masyarakat bisa kehilangan rumah, mata pencaharian, dan yang paling buruk, nyawa.

Agus mengingatkan bahwa kesiapsiagaan adalah kunci untuk mengurangi dampak dari bencana ini.

“Masyarakat harus paham dan siap menghadapi risiko gempa megathrust ini. Ini bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk menyelamatkan nyawa,” tegas Agus.

Ia juga mendorong pemerintah untuk memperkuat sistem mitigasi bencana agar dampak dari gempa megathrust bisa diminimalisir.

Di akhir penjelasannya, Agus berharap agar informasi ini dapat menjadi pengingat bagi masyarakat Sulawesi Utara bahwa hidup di daerah rawan gempa membutuhkan kesiapsiagaan dan kesadaran yang tinggi.

“Semoga kita semua lebih siap dan waspada,” tutupnya.

Gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu.
Gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu. (Kompas.com/HENDRIK YANTO HALAWA)

Apa Itu Gempa Megathrust? Dampaknya Bisa Memicu Tsunami, Potensi Terjadi di Dua Wilayah Indonesia

Apa itu gempa megathrust?

Gempa megathrust kini menjadi perbincangan publik.

Gempa megathrust ini dikabarkan mengintai Indonesia.

Sejumlah wilayah bisa terkena dampak dari gempa megathrust.

Ada 2 tempat di Indonesia yang sangat mungkin mengalami gempa megathrust.

Kedua wilayah tersebut yakni di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.

Hal ini diungkap oleh Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono.

Menurut keterangan Daryono, gempa ini tinggal menunggu waktu dan bisa terjadi kapan saja.

Lantas, seperti apa gempa megathrust itu?

Awalnya, Daryono pada Minggu (11/8/2024) memberikan keterangan tentang kekhawatiran para ilmuwan Indonesia terhadap seismic gap Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut. 

Dalam keterangan resminya, Daryono menyebut bahwa kedua megathrust tersebut dapat memicu gempa besar

Bahkan, megathrust Mentawai-Siberut disebut berpotensi mengguncang wilayah Sumatera dengan kekuatan M 8,9. 

"Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata 'tinggal menunggu waktu' karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," ujar Daryono dalam keterangan resminya, Minggu (11/8/2024).

Dampak gempa megathrust

Menurut Perekayasa di Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Widjo Kongko, Megathrust Selat Sunda memang berpotensi menyebabkan gempa besar berkekuatan M 8,7.

Namun, tidak menutup kemungkinan kekuatan gempa di wilayah tersebut mencapai M 9 atau lebih.

Hal tersebut bisa terjadi apabila terjadinya gempa akibat Megathrust Selat Sunda bersamaan dengan segmentasi yang berada di atasnya, yaitu Megathrust Enggano di Bengkulu dan sebelah timurnya, yaitu Megathrust Jawa Barat-Tengah.

“Energi yang dihasilkan dari potensi gempa itu mirip dengan gempa bumi dan tsunami Aceh 2004,” jelas Widjo dikutip dari Kompas.com, Selasa (18/1/2022).

Ia menambahkan, ada kemungkinan gempa akibat Megathrust Selat Sunda memicu tsunami yang lebih tinggi ketika gempa berkekuatan M 9,3 melanda Aceh pada 2004 silam.

Selain itu, Megathrust Mentawai-Siberut berpotensi memicu gempa besar di masa yang akan datang pernah menimbulkan beberapa bencana sejak 1994.

Megathrust di wilayah Sumatera tersebut pernah menyebabkan gempa M 8,5 di Nias pada 1994, M 7,9 di Lampung-Bengkulu pada 2000, M 9,3 di Aceh pada 2004, dan M 8,7 di Bengkulu.

Megathrust Mentawai-Siberut juga pernah menyebabkan gempa berkekuatan M 7,3 di Kepulauan Mentawai pada Selasa (25/4/2023) pukul 03.00 WIB.

Pada saat itu, Daryono mengatakan, gempa di wilayah tersebut merupakan rangkaian gempa yang telah diprediksi para ilmuwan.

“Karena memang hanya di segmen (zona megathrust segmen Mentawai-Siberut) ini yang energi (gempa bumi) terkonsentrasi dan belum release (muncul) di bagian Sumatera," jelas Daryono dikutip dari Kompas.com, Selasa.

“Hanya satu-satunya di Mentawai-Siberut yang belum release (gempa). Jadi gempa hari ini (Selasa) merupakan bagian dari rangkaian gempa zona megathrust di Segmen Mentawai-Siberut,” tambahnya.

Daryono menjelaskan, gempa paling besar yang yang dipicu oleh Megathrust Mentawai-Siberut terjadi pada 10 Februari 1797.

Pada saat itu, kekuatan gempa mencapai M 8,5 dan menimbulkan tsunami besar sehingga lebih dari 300 orang meninggal.

“Artinya, sudah lebih dari 300 tahun di zona ini tidak terjadi gempa besar sehingga wajar jika para ahli menjadikan zona ini sebagai the big one yang mana menjadi perhatian para ahli,” imbuh Daryono.  (Apd/Pet)

Baca Berita Lainnya di: Google News

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved