Sejarah
Sejarah Berdirinya Klub Arema Malang 11 Agustus 1987, Julukan Singo Edan Diambil dari Zodiak
Dicetuskan pertama kali oleh Acub Zaenal mantan Gubernur Irian Jaya ke-3 dan mantan pengurus PSSI periode 80-an, Arema berkompetisi di kasta tertinggi
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Hari ini tanggal 11 Agustus tahun 1987 Arema Football Club atau sering disebut Arema Malang, berdiri.
Dicetuskan pertama kali oleh Acub Zaenal mantan Gubernur Irian Jaya ke-3 dan mantan pengurus PSSI periode 80-an, Arema berkompetisi di kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1.
Klub berjuluk Singo Edan ini bermarkas di Stadion Kanjuruhan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Suporter Arema Malang disebut Aremania.
Sejarah nama Arema
Istilah Arema, sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni sejak zaman kerajaan.
Kata Arema dicatat dalam Kidung Harsawijaya.
Mengisahkan tentang Patih Kebo Arema, di zaman saat Singosari diperintah oleh Raja Kertanegara.
Dikisahkan, kala itu di Singosari terjadi pemberontakan Kelana Bhayangkara.
Adalah Patih Kebo Arema orang yang berhasil memadamkan pemberontakan tersebut.
Dalam Kidung Panji Wijayakrama disebutkan, kala itu seluruh pemberontak hancur seperti daun dimakan ulat.
Sejarah berdirinya Klub Arema Malang
Arema pertama kali dibentuk oleh Derek dengan nama Armada 86, gabungan dari Armada dan Arema. Beberapa bulan kemudian, nama Armada 86 berubah menjadi Arema 86.
Sayangnya, upaya Derek mempertahankan Arema`86 di kompetisi Galatama saat itu mendapat berbagai hambatan, termasuk kesulitan dana.
Di sinilah, Mantan Gubernur Irian Jaya ke-3, sekaligus eks pengurus PSSI periode 80-an, Acub Zaenal, berandil besar bagi nafas panjang Arema sebagai klub sepakbola.
Usai diambil alih oleh Zaenal, nama Arema 86 diubah menjadi PS. Arema Malang, lalu ditetapkan sebagai salah klub peserta Galatama.
PS. Arema Malang resmi berdiri pada 11 Agustus 1987, sesuai akta notaris Pramu Haryono SH No 58. Bulan kelahiran klub yang sesuai dengan zodiak Leo, membuat klub mendapat julukan Singo atau singa.
Sejak dibentuk pada 1987, Arema telah mengikuti berbagai kompetisi sepakbola strata tertinggi di Indonesia, mulai dari Galatama, Liga Indonesia, Indonesia Super League (ISL) hingga Liga 1.
Beberapa gelar yang pernah diraih Arema adalah juara Galatama musim 1992-93, juara ISL musim 2009-10, juara Piala Galatama 1992, dan juara Piala Indonesia 2005 serta 2006.
Dualisme
Dualisme terjadi pada 2011 ketika saat Indonesia memiliki dua kompetisi bola papan atas, yakni Indonesia Premier League (IPL) dan ISL.
Saat itu, ketua Yayasan Arema Indonesia, Muhammad Nur, bersama Acub Zaenal, mendaftarkan Arema Indonesia untuk bermain di IPL, kompetisi yang dianggap resmi.
Hanya saja, pada musim kedua, PSSI memutuskan IPL sebagai kompetisi ilegal, karena adanya konflik internal.
Di sisi lain, kubu Rendra Kresna (sekretaris Yayasan Arema), ternyata tidak setuju dengan keinginan ketua Yayasan Arema yang mendaftarkan Arema ke kompetisi IPL.
Padahal, ketika itu Rendra diketahui sudah mengundurkan diri dari yayasan.
Kubu Rendra Kresna beralasan, saat saham Arema dilepas oleh pemilik Arema terdahulu, PT Bentoel, pihak Rendra lah yang mendapat amanat dan berhak atas arah tujuan Arema.
Dua kubu itu lantas sama-sama membentuk klub bernama Arema, lalu mengikuti dua kompetisi berbeda.
PT Arema Indonesia pimpinan M. Nur, mendapat suntikan dana dari konsorsium Ancora dan mengikuti kompetisi Liga Primer Indonesia (IPL) dengan nama Arema Indonesia.
Di sisi lain, Arema versi Rendra berkompetisi Liga Super Indonesia menggunakan nama Arema Cronus.
Seiring meredupnya konflik internal di tubuh PSSI, kompetisi ISL akhirnya diakui sebagai satu-satunya kancah tertinggi dalam strata sepakbola Indonesia.
Arema telanjur terbagi menjadi dua klub.
Kendati demikian, PSSI mengabulkan dua kubu mereka untuk tetap bisa berkompetisi.
Arema Indonesia, sebagai klub yang terhukum karena mengikuti Liga ilegal (LPI), akhirnya wajib mengulang kompetisi dari level Liga Nusantara. Hal itu didasarkan pada hasil kongres PSSI di Bandung pada 2017.
Saat ini Arema Indonesia, yang kerap disebut sebagai Arema asli, sudah naik strata dengan berkompetisi di Liga 3.
Sementara Arema Cronus yang berkompetisi di ISL, berganti nama menjadi Arema FC dan tetap mengikuti kompetisi teratas, kini disebut Liga 1.
Julukan Singo Edan
Sumber literatur Kompas.com yang rilis tanggal 19 September 2021 menunjukkan bahwa ada sejarah "Singo Edan" yang lekat dengan Arema FC.
Julukan Singo Edan berasal dari dua kata yakni "singo" dan "edan".
Kedua kata itu berasal dari Bahasa Jawa.
"Singo" adalah Bahasa Jawa untuk binatang singa.
Arema berdiri pada Agustus 1987. Agustus dinaungi oleh zodiak Leo. Leo memiliki lambang singa.
Lantaran kecocokan itulah, muncul kata "singa" atau "singo".
Lantas, kata "edan" meenjadi pilihan sebagai penanda bahwa Arema FC adalah tim yang menghadapi rintangan dengan gagah.
Di dalam bahasa slank atau bahasa dialek Malang, "Singo Edan" acap dikenal dalam boso walikan (bahasa terbalik) yakni "Ongis Nade".
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>
Simak Berita di Google News Tribun Manado di sini >>>
Baca Berita Update TribunManado.co.id di sini >>>
SUMBER:
- https://www.kompas.tv/olahraga/334227/sejarah-arema-klub-besar-yang-dihantam-dualisme?page=all
- https://www.kompas.com/stori/read/2022/10/03/235900979/arema-fc-sejarah-julukan-singo-edan-
Kisah AH Nasution, Pahlawan Nasional Indonesia, Konseptor Perang Gerilya yang Mendunia |
![]() |
---|
Kisah Amir Syarifuddin, Pejuang Tiga Zaman: Kolonial, Jepang, dan Revolusi RI |
![]() |
---|
Kisah di Balik Nama Es Teler: Dari Celetukan Mahasiswa UI hingga Legenda Metropole |
![]() |
---|
3 Agustus dalam Sejarah: Mantan Presiden Soeharto Jadi Tersangka Korupsi Rp 600 Triliun |
![]() |
---|
Kisah Tsar Terakhir Rusia: Kejatuhan Nicholas II dan Runtuhnya 300 Tahun Kekuasaan Romanov |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.