Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kesehatan

Berbagai Penelitian Ungkap Bahaya BPA Bagi Kesehatan Manusia, Termasuk Infertilitas

Penelitian soal BPA pun semakin banyak dilakukan. Bahan kimia ini sangat berrisiko bagi kesehatan manusia.

Editor: Isvara Savitri
Tribun Manado
Ilustrasi - Air Kemasan Isi Ulang Galon Tercemar BPA, Banyak Warga Manado Sulawesi Utara Tidak Tahu 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Bisphenol-A atau BPA berbahaya bagi tubuh.

Penelitian soal BPA pun semakin banyak dilakukan.

Bahan kimia ini sangat berrisiko bagi kesehatan manusia.

Hal ini juga tercantum dalam penelitian National Toxicology Program (NTP).

Program tersebut merupakan inisiatif dari Departemen Kesehatan Amerika Serikat.

Penelitian toksisitas BPA ini sudah dilakukan NTP sejak 2021. 

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tikus sebagai objek dan memberikan mereka berbagai dosis BPA secara oral setiap harinya.

Adapun dosis BPA yang digunakan dalam studi ini adalah 2,5, 25, 250, 2.500, dan 25.000 ug/kgBB/hari. Hasilnya, ditemukan bahwa dosis 2,5 ug/kgBB/hari menyebabkan infiltrasi sel limfositik pada prostat tikus, sedangkan dosis 25 ug/kgBB/hari menyebabkan inflamasi pada prostat. 

Paparan BPA ini juga menimbulkan dampak pada kelenjar mammae (kelenjar kulit yang berfungsi menghasilkan susu) tikus, dengan dosis 25-250 ug/kgBB/hari, yang menyebabkan gangguan endokrin. 

Pada ovarium, dosis 25.000 ug/kgBB/hari menyebabkan peningkatan kista folikuler, sebuah jenis tumor jinak. Temuan dari penelitian NTP di atas menunjukkan satu hal, bahwa paparan BPA membawa bahaya terhadap bagian tubuh tikus yang memiliki kaitan erat dengan sistem reproduksi dan kesuburan.

Tak hanya NTP, berbagai penelitian yang dilakukan langsung pada manusia menunjukkan hal serupa. 

Salah satunya adalah studi di Ewha Womans University Mokdong Hospital, Korea  pada tahun 2014, yang dilakukan terhadap 307 wanita usia 30-49 tahun. 

Ditemukan bahwa paparan BPA dapat memengaruhi fertilitas dan menyebabkan DOR (Diminished Ovarian Reserve). Kadar BPA urin yang lebih tinggi ditemukan pada responden dengan DOR. 

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wanita dengan paparan BPA tinggi memiliki peluang 4,25 kali lebih besar mengalami infertilitas.

Baca juga: Lirik Lagu Cukuplah Bagiku - Symphony Worship Family

Baca juga: Info Harga Daging di Pasar Bersehati Manado Sulawesi Utara, Ayam dan Babi Naik, Sapi Stabil

Selain itu, sebuah studi kohort di China yang dilakukan selama empat tahun dengan 218 responden pria menemukan bahwa peningkatan kadar BPA pada urin dapat memengaruhi penurunan konsentrasi sperma, jumlah sperma, vitalitas sperma, dan motilitas sperma. 

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved