Gerakan PBNU Rebut PKB, Pengamat: Absurd Meski PKB Didirikan Tokoh NU
Wacana Pengurus Besar Nahdlatul Ulama merebut Partai Kebangkitan Bangsa disoroti publik. PKB mempunyai entitas yang berdiri sendiri sebagai partai.
Sampai pada saatnya nanti kata Lukman, DPW dan DPC akan bersikap kepemimpinan PKB itu apakah perlu dipertahankan atau diganti.
“Tapi saya katakan kepada PBNU tadi, kepada tim, bahwa Cak Imin ini terlalu lama memimpin, sudah 19 tahun hampir 20 tahun memimpin PKB,” jelasnya.
Adapun terkait kemungkinan bakal adanya Muktamar Luar Biasa PKB, ia menegaskan hal itu tidak akan terjadi. Hal itu kata Lukman karena opsi tersebut sudah dihapuskan.
“Kalau Muktamar Luar Biasa PKB tidak ada, karena Muktamar PKB di Bali menghapus Muktamar Luar Biasa. Jadi yang ada hanya Muktamar biasa, jadi banyak yang dihapus di AD ART Muktamar Bali itu. Muktamar luar biasa dihapus, kewenangan Dewan Syuro dihapus, banyak yang dihapus,” tegasnya.
Sebelumnya Eks Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKB, Muhammad Lukman Edy jelaskan kedatangannya ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta Pusat, pada Rabu (31/7/2024).
Lukman menerangkan kedatangannya itu membahas hubungan PBNU dan PKB yang saat ini tengah memanas.
Adapun pantau Tribunnews.com di lokasi, eks Sekjen PKB itu datang sekira 12.00 WIB ke kantor PBNU, dan selesai penuhi undangan itu sekira 14.00 WIB.
“Saya datang memenuhi undangan PBNU. Dalam hal ini PBNU mengundang saya sebagai amanah dari Rakernas beberapa waktu yang lalu. Yang ingin mendalami masalah hubungan NU-PKB yang memanas akhir-akhir ini,” kata Lukman kepada awak media.
Kemudian diterangkannya ada keinginan kuat dari PBNU untuk mengetahui sebenarnya substansi dari persoalan NU dan PKB.
“Semenjak beberapa tahun terakhir, semenjak pilpres, muktamar NU di Lampung kok terjadi hubungan, komunikasi yang tidak baik antara PBNU dengan PKB,” terangnya.
(Tribunnews.com Rahmat W Nugraha)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.