Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Sejarah dan Sepak Terjang Ismail Haniyeh di Panggung Perjuangan Pembebasan Palestina

Ismail Haniyeh telah menjadi target utama Israel sejak kemunculannya di panggung perjuangan pembebasan Palestina.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Rizali Posumah
Tangkapan layar YouTube Kompas.com
Ismail Haniyeh telah menjadi target utama Israel semenjak kemunculannya di panggung perjuangan pembebasan Palestina. 

Hal ini menghasilkan pemerintahan independen yang dipimpin Hamas di Gaza pada tahun 2007, yang dipimpin oleh Haniyeh.

Ketika Hamas mengambil alih pemerintahan, Israel, bekerja sama dengan negara tetangga Mesir, memberlakukan pengepungan di daerah kantong tersebut, yang telah berlangsung selama 17 tahun.

"Pengepungan ini seharusnya tidak mematahkan keinginan kami dan tidak seharusnya mengubah konflik ini menjadi konflik internal Palestina, dan konflik itu seharusnya melawan pihak-pihak yang memberlakukan pengepungan terhadap rakyat Palestina," kata Haniyeh dalam jumpa pers pada tahun 2006.

Ditunjuk sebagai kepala biro politik Hamas pada tahun 2017, menggantikan Khaled Meshal, Haniyeh memimpin diplomasi Hamas dari sejumlah lokasi, termasuk Turki dan ibu kota Qatar, Doha, menjabat sebagai negosiator dalam pembicaraan gencatan senjata atau terlibat dalam pembicaraan dengan Iran, pendukung utama pembebasan Palestina.

Analis politik Palestina Nour Odeh kepada Al Jazeera menyebut Haniyeh sebagai tokoh politik yang pragmatis. 

"Ia dikenal karena menjaga hubungan yang sangat positif dengan para pemimpin Palestina dari semua faksi."

Setelah serangan 7 Oktober di Israel selatan, pemerintah Israel menegaskan bahwa para pemimpin senior Hamas masuk dalam daftar incarannya.

Banyak kerabat dekat Haniyeh telah terbunuh di Gaza sejak saat itu.

Pada bulan April, tiga putranya tewas dalam serangan udara Israel yang mengenai kendaraan mereka.

Empat cucunya juga tewas – tiga perempuan dan satu laki-laki.

Secara keseluruhan, kata Haniyeh, 60 kerabatnya telah tewas dalam 10 bulan terakhir.

“Seluruh rakyat kami dan seluruh keluarga penduduk Gaza telah membayar harga yang mahal dengan darah anak-anak mereka, dan saya salah satunya,” katanya dalam sebuah wawancara.

Pembunuhannya menandai pembunuhan terbaru seorang pemimpin senior Hamas. Yang terbaru tahun ini, pejabat senior Hamas Saleh al-Arouri tewas dalam serangan pesawat nirawak Israel di Beirut.

Namun Barrari mengatakan pembunuhan yang dilakukan Israel “tidak pernah menghabisi Hamas” baik di masa lalu dan tidak akan pernah terjadi sekarang.

"Israel tidak memerangi mafia. Orang-orang ini mewakili perlawanan Palestina," katanya.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>

Simak Berita di Google News Tribun Manado di sini >>>

Baca Berita Update TribunManado.co.id di sini >>> 

SUMBER: 

- Al Jazeera

- Tribunnews.com

 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved