Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Longsor Tambang Emas Gorontalo

Tinggalkan Sekolah, Masdan Gaib Pilih Menambang di Tambang Emas Gorontalo, Pernah dapat 200 Juta

Pasca longsor yang terjadi di tambang emas ilegal di Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, sejumlah penambang mulai pulang

Penulis: Nielton Durado | Editor: Chintya Rantung
Nielton Durado/Tribun Manado
Penambang yang selamat dari lokasi tambang emas ilegal di Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, Jumat 12 Juli 2024. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pasca longsor yang terjadi di tambang emas ilegal di Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, sejumlah penambang mulai pulang dan meninggalkan lokasi pertambangan.

Mereka kemudian turun dan datang melapor ke Posko SAR Terpadu di desa Tulabolo, Jumat 12 Juli 2024.

Ia datang dengan motor gunung modifikasi yang sering dipakai oleh para penambang.

Usai melapor ke Posko SAR Terpadu, beberapa penambang mulai menceritakan kisah mereka selama menambang.

Salah satunya adalah Masdan Gaib warga Bone Pantai, Provinsi Gorontalo.

Kepada Tribunmanado.co.id, Masdan mengaku sudah lebih dari 10 tahun menambang di lokasi tambang emas ilegal.

"Saya sejak putus sekolah langsung masuk tambang," kata dia saat ditemui didepan Posko SAR Terpadu.

"Kurang lebih sudah 12 tahun lamanya jadi penambang," ujarnya.

Ia mengatakan diajak oleh salah seorang temannya.

Pada saat itu, dirinya sempat menekuni profesi petani.

Tapi karena uang yang dihasilkan tak cukup memenuhi kebutuhan keluarganya.

"Sempat bertani. Tapi penghasilannya tak seberapa. Jadi kami memilih bertambang," tutur dia.

Selama belasan tahun menambang, ayah dua orang anak ini pernah mendapatkan emas hingga empat ons.

"Kalau tidak salah uangnya itu Rp 200an juta lebih," kenang dia.

"Tapi uang kita bagi-bagi. Satu orang itu bisa Rp40an juta," ungkapnya.

Usai mendapatkan uang tersebut, ia mengaku lebih bersemangat lagi.

"Sangat semangat. Karena istri juga senang, anak-anak bisa sekolah sampai SMA sekarang," ungkapnya.

Ia mengaku ikut berduka dengan peristiwa ini karena banyak teman-temannya yang ikut gugur.

"Sangat berduka. Karena ada beberapa teman kami yang juga hilang sampai saat ini," tegasnya.

Diketahui longsor terjadi di area tambang emas ilegal pada Sabtu 6 Juli 2024 malam hingga Minggu 7 Juli 2024 subuh.

Lokasi kejadian berada di Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango. Berjarak sekitar 50 kilometer dari ibu kota Provinsi Gorontalo.

Kepala Desa Tulabolo Kambang Makj mengatakan, longsor diawali banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur desa tersebut.

Hingga Kamis 11 Juli 2024, jumlah korban meninggal tercatat 23 orang.

Sebanyak 93 orang selamat dan 29 orang dalam pencarian.

Sebagian korban dievakuasi menggunakan helikopter milik Polri.

Evakuasi korban melibatkan tim dari Basarnas bersama puluhan polisi dan prajurit TNI serta relawan.

Proses evakuasi terkendala karena sulitnya akses kendaraan bermotor mencapai lokasi longsor.

Apalagi akibat longsor itu, jembatan penghubung antara lokasi tambang dan pemukiman penduduk pun ambruk. (Nie)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved