Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Manado Sulawesi Utara

Soal Potensi Likuifaksi di Sulut, Ini Analisis Pemerhati Geoteknik Unsrat Manado Fabian J Manoppo

Sebelumnya diberitakan kalau Kota Manado dan beberapa daerah di Sulawesi Utara berpotensi mengalami likuifaksi seperti di Palu.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Indry Panigoro
Foto dokumen Tribun Manado
Pemerhati Geoteknik Prof Dr Fabian J Manoppo 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Kota Manado, dan beberapa daerah di Sulawesi Utara (Sulut) berpotensi alami likuifaksi seperti yang terjadi di Palu Sulawesi Tengah 2018 lalu.

Hal ini disampaikan oleh Akademisi dan Pakar Geospasial Drs Agus Budiharso, B.Sc., M.Sc dalam diskusi publik yang digelar di JG Center Jl Ir Sukarno Kabupaten Minahasa Utara, Sulut Senin 3 Juni 2024 pukul 14.00 Wita lalu.

Kajian ini lantas viral di medsos.

Pemerhati Geoteknik Prof Dr Fabian J Manoppo menuturkan, perlu diketahui dasar teori yang dikemukakan Agus Budiharso.

Dari sudut pandang ilmu beliau geospasial perlu ditanya cara mengetahui atau dasar teori beliau menyatakan lokasi lokasi potensi likuifaksi tersebut," kata Fabian J Manoppo  Jumat (7/6/2024).

Fabian menuturkan, dari sudut pandang keilmuannya yakni Geoteknik, likuifaksi bisa dihitung dengan cara pemeriksaan sifat fisik mekanik tanah, daya dukung tanah (kuat geser/kohesi), besaran magnitude gempa (Peak Ground Acceleration). 

"Selanjutnya dihitung untuk  mengetahui apakah lokasi tersebut berpotensi likuifaksi atau tidak," kata Fabian.

Sebutnya, salah satu rumus umum dari beberapa teori yang sering dipakai adalah Teori Seed & Idris.
Rumusnya SF = CRR / CSR dimaa SF = Safety Factor , CRR = Kekuatan Tanah, CSR = Kekuatan Gempa, jika SF lebih keci dari 1 maka terjadi likuifaksi.

"Dilihat dari jenis tanah maka tanah pasir seragam lebih cenderung berpotensi terjadi likuifaksi dibandingkan dengan tanah lempung," katanya.

Ia mengaku sudah melakukan beberapa analisis potensi likuifaksi di Sulawesi Utara.

Ungkap dia, memang ada beberapa lokasi yang berpotensi likuifaksi

"Tapi tidak se ekstrim di Palu yang memiliki daerah patahan aktif yakni patahan Palu Koro," katanya.

Dirinya pun mengaku baru selesai mengidentifikasi Patahan Manado.

Tapi belum teridentifikasi aktif.

Sebelumnya diberitakan kalau Kota Manado dan beberapa daerah di Sulawesi Utara berpotensi mengalami likuifaksi seperti di Palu.

"Di Sulawesi Utara ini ada peta yang saya ambil dari BNPB tentang zona likuifaksi yang dulu pernah terjadi di Palu dan ternyata di tempat kita juga mempunyai potensi likuifaksi," kata Agus saat memaparkan materinya tentang deforestrasi di Sulawesi Utara.

Daerah yang pertama kali yang disebut Pakar Geospasial adalah Kota Manado Sulut.

"Di Manado di daerah pantai adalah zona likuifaksi yang sangat mengkhawatirkan, lalu Minahasa Selatan di Amurang di pantai-pantai ini" kata Agus.

Kata Agus lagi, rata-rata di zona yang merah-merah itu adalah pantai-pantai yang termaksud zona penekanan yang dapat mengalami likuifaksi secara merata dan struktur tanah menjadi rusak, parah hingga hancur," jelas Agus.

Kalau sudah begini kata Agus, bangunan-bangunan yang ada di pinggir pantai, tanahnya bisa hancur seperti yang ada di Palu.

"Jadi perlu waspada. Ini tidak menakut-nakuti ini sebagai kewaspadaan kita, bahwa kita itu memang hidup di daerah rawan bencana," kata Agus.

Lebih jelas Agus menerangkan kalau likuifaksi ini dipicu karena kita termasuk di daerah cincin pasifik.

Agus menjelaskan jadi ring of firenya pasifik ini adalah daerah yang punya lempeng tektonik yang aktif selalu bergerak sehingga di dalam cincing pasifik itu terjadi besar-besaran.

"Baru-baru ini gempa yang ada di utara ada di Jepang menimbulkan tsunami dan lain-lain. Dan di Indonesia, ada jalur itu semua, baru-baru di gunung ruang itu juga masuk dalam jalur itu," jelas Agus dalam diskusi yang mengusung tema “Menjaga Hutan Sulut dari Dampak Deforestasi” yang digelar bersamaan dengan nonton bareng sekaligus diseminasi dan diskusi publik.

Mitigasi bencana likuifaksi

Dilansir dari Teknik Geologi, Universitas Syiah Kuala, terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai upaya mitigasi bencana likuifaksi, yakni:

1. Evaluasi kondisi geologi

Evaluasi kondisi geologi berguna untuk mengenali sifat fisik dari material pembentuk lapisan tanah dan umurnya.

2. Evaluasi kondisi kegempaan

Likuifaksi hanya terjadi jika ada eenergi dan durasi gempa bumi yang cukup untuk memicunya.

Besarnya energi dan durasi ini menjadi batas ambang dengan kemampuan lapisan tanah untuk meredamnya.

3. Evaluasi kondisi muka air tanah

Kondisi lapisan tanah yang jenuh air ketika terinduksi gelombang gempa bumi akan menunjukkan kerentanan yang sangat tinggi untuk terlikuifaksi.

Upaya konkret dalam bentuk koordinasi dan sinkronisasi data antar lembaga harus diinisiasi untuk memperoleh gambaran yang akurat akan ketiga kondisi tersebut. (Art/Ind)

Baca Berita Lainnya di: Google News

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved