Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Penanganan Stunting

Prevalensi Stunting Sulawesi Utara 2023 Meningkat Jadi 21,3 Persen

Angka prevalensi stunting provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada 2023 sebesar 21,3 persen.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Chintya Rantung
Arthur Rompis/Tribunmanado
Penilaian Kinerja 2024 Terhadap Hasil Kerja Delapan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023 Provinsi Sulut, Selasa (28/5/2024) di Hotel Sentra Manado 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Angka prevalensi stunting provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada 2023 sebesar 21,3 persen.

Ini meningkat dibanding tahun sebelumnya yang berada di angka 20,5 persen.

"Ada kenaikan 0,8 persen," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulut Tino Tandaju dalam Penilaian Kinerja Tahun 2024 Terhadap Hasil Kerja Delapan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023 Provinsi Sulut, Selasa (28/5/2024) di Hotel Sentra Manado, Sulawesi Utara.

Meski meningkat, kata dia, prevalensi di Sulut masih dibawa angka nasional yakni 21.5 persen.

Sebut dia, ada delapan daerah di Sulut yang prevalensi stuntingnya meningkat.

Wagub Sulut Steven Kandouw membeber, sesungguhnya penanganan stunting di Sulut sudah sangat maksimal.

"Saya kira upaya kita sudah komprehensif, holistik, terstruktur dan masif," kata dia.

Ia menanggapi penilaian tim dari pusat secara positif.

Sebut Kandouw, pihaknya perlu meningkatkan usaha untuk menurunkan angka stunting.

"Berarti semangat, upaya dan ikhtiar kita harus ditingkatkan, ini hendaknya jangan menurunkan semangat kita, tapi harus jadi pemicu untuk lebih baik lagi," katanya.

Wagub menuturkan, ada daerah yang penanganan stuntingnya sudah baik.

Ada pula yang masih perlu ditingkatkan.

"Jangan salahkan tim penilai, karena ini masukan yang baik, ibarat adagium manis jangan buru buru ditelan, pahit jangan buru buru ditolak, ini pahit yang bagus," kata dia.

Menurut Wagub, hasil penilaian tersebut harus jadi momentum untuk konsolidasi.

Masih ada celah untuk upaya perbaikan.

"Segera kita konsolidasi, ibu ibu PKK juga musti lebih giat lagi turun ke desa, untuk kepala daerah, sosialisasi jangan hanya satu kali setahun atau per semester tapi harus enam kali, juga harus ada sosialisasi untuk Gen Z," kata dia. (Art)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved