Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

Viral Mahasiswi di Karawaci Tangsel Dibully Teman, Terkapar di RS, Kondisinya Memilukan

Mahasiswi salah satu universitas swasta di kawasan Karawaci, Kelapa Dua, Tangerang Selatan, menjadi korban perundungan oleh rekan satu universitasnya

Editor: Indry Panigoro
ho
Kondisi mahasiswi di Karawaci usai jadi korban bully rekannya, tubuh memar hingga alami depresi dan masuk RS. 

Tidak lama kemudian, salah satu dari mereka melepaskan tas yang dikenakan oleh pelaku.

Detik-detik bocah dibully temannya usai sadar dari koma
Detik-detik bocah dibully temannya usai sadar dari koma

Terjadi cekcok antara korban dan anak berbaju biru tersebut.

Selain itu, ada juga anak lain yang ikut mendorong korban.

Kemudian, seorang anak menendang korban hingga jatuh ke tanah, meskipun pelaku yang menendang tidak dapat dipastikan.

Korban perlahan bangkit dan mulai mengumpulkan bukunya yang berserakan.

Di sekitar mereka, terlihat banyak anak-anak yang menyaksikan kejadian tersebut.

Saat berdiri, korban terlihat mengalami kesakitan, memegangi pinggangnya sambil menahan rasa sakit.

Pada akhir video ditunjukkan saat korban dan bocah lainnya tengah berada di ruangan kelas.

Saat itu, korban masih mengenakan baju yang sama saat dirinya ditendang.

Di dalam ruangan itu, korban tampak tengah duduk di atas kursi.

Terlihat bocah yang duduk di depan korban mengambil buku yang ada di hadapan korban dan lalu membuangnya.

"Pem-bully-an ini terjadi di Parbalogan, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara," demikian narasi unggahan itu.

Ditangani Polres Simalungun
Kasat Reskrim Polres Simalungun AKP Ghulam Yanuar Luthfi mengaku telah menerima informasi video viral itu.

Dia mengaku pihaknya masih turun ke lokasi untuk mengecek kebenaran kejadian itu.

"Iya, polsek dan anggota sedang ke TKP," ujarnya, Sabtu(20/4/2024).

Terpantau dari unggahan akun Mann Parna, sejumlah orangtua telah berkumpul di dalam rumah.

Bahkan anggota polisi juga ada di dalam rumah tersebut.

"Semua pelaku sama orang tua pelaku,"tulis Mann Parna.

Operasi Usus Buntu

"Terima kasih semua untuk netizen. Semua pelaku dan orang tua pelaku tadi malam sudah dibawa ke Polres Smalungun untuk dimintai keterangan. Semoga dengan adanya kejadian ini jadi pembelajaran supaya tidak terjadi lagi ke depanya pembullyan,"tulisnya.

"Kami semua keluarga korban bully tidak terima dan tidak ada kata damai..bere saya itu habis operasi (usus buntu) bahkan sudah sempat koma dan teman-temannya tau itu. dan bapa si korban belum lama meninggal, teman-temannya juga tau itu,"tulis Mann Parna di sebelumnya.

Punggung Memar Sudah Biasa

Orang tua dari korban perundungan di SD Inpres 095174 Parbalogan Gambiri, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun mengungkapkan beberapa kejadian yang dialami anak mereka.

R, ibu dari RS, menceritakan bahwa anaknya sering menjadi korban perundungan oleh sejumlah pelaku.

Tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga di sekitar tempat tinggal mereka yang berdekatan dengan sekolah.

Menurutnya, rumah pelaku tidak jauh dari rumah mereka, bahkan berhadapan langsung, sehingga korban sering bertemu dengan para pelaku.

“Saya sering mendengar keluhan ini. Pelaku telah melakukan intimidasi kepada anak saya sejak lama. Saya telah mencoba berbicara dengan orang tua mereka, tetapi tidak mendapatkan respon yang memuaskan,” kata Rohana pada Sabtu (20/4/24) di Polres Simalungun.

Namun, Rohana ragu untuk melaporkan kejadian tersebut kepada guru.

“Saya mencoba untuk bersabar. Saya khawatir jika saya melaporkannya ke sekolah, mungkin tidak akan ada bukti yang cukup,” katanya.

Dijelaskan bahwa perundungan terhadap anaknya telah terjadi sejak lama, tetapi semakin sering terjadi sejak anaknya masuk kelas IV SD, dan masih terus berlanjut hingga sekarang saat anaknya sudah kelas VI.

Kondisi bocah dianiaya teman sekolah di Simalungun
Kondisi bocah dianiaya teman sekolah di Simalungun

Tidak jarang, korban pulang sekolah dengan luka-luka.

Mulai dari memar di punggung, perut, hingga kakinya akibat ulah teman-teman sekolahnya.

“Seringkali, anak saya pulang sekolah dengan kehilangan barang-barangnya seperti alat tulis dan pakaian yang robek,” tambahnya.

Menurut R, anaknya tidak suka berkelahi.

Ketika dilecehkan atau bahkan dipukul oleh teman-temannya, ia lebih memilih untuk diam tanpa melakukan perlawanan.

Oleh karena itu, R menganggap pelaku tidak menghiraukan perasaan korban.

Namun kali ini, R tidak ingin diam.

Ia berharap agar pelaku ditindak sesuai hukum untuk memberikan efek jera.

Dia tidak ingin kejadian yang menimpa anaknya dialami oleh anak-anak lainnya.

Diolah dari artikel WartaKotalive.com dan TribunJateng.com

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com 

Baca Berita Lainnya di: Google News

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

 

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved