Inka Erlandia Tokolang, Perempuan Boltim Sulawesi Utara yang Peduli dengan Budaya Leluhur Mongondow

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Inilah sosok perempuan kreatif asal Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara, Inka Erlandia Tokolang.

Inka Erlandia Tokolang beralamatkan di Desa Moyongkota, Kecamatan Modayag Barat, Boltim.

Saat ini Inka bekerja sebagai seorang penulis konten atau Content Writer salah satu media di Sulut.

Kepada Tribunmanado.co.id, Inka menceritakan perjalanan kariernya.

"Setelah lulus Kuliah langsung bekerja di media sebagai Content Writer, dan beberapa kali sempat mengajar di sekolah (SMK Farmasi Kotamobagu dan SMP Maarif Sainstren Kotamobagu) namun tidak dilanjutkan," kata perempuan berusia 25 tahun ini.

Semasa kecil, Inka memiliki cita-cita sebagai seorang Arkeolog.

"Dari sekian banyak cita-cita yang pernah terpikir sejak SD sampai SMA, saya pernah ingin menjadi seorang Arkeolog," ucapnya.

Keahlian yang dimiliki Inka ternyata berasal dari tempaan prosesnya selama duduk di bangku kuliah.

"Melewati jenjang pendidikan dari SD sampai SMA seperti anak kebanyakan, melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Manado mengambil Jurusan Pendidikan Fisika, pernah magang di Lembaga Pers Mahasiswa EURIDICE FMIPA selama enam bulan dan mengikut beberapa organisasi Mahasiswa, setelah tiga bulan Wisuda langsung mendaftarkan diri menjadi Content Writer," tuturnya.

Inka hobi anime Jepang dan juga sering ikut dalam latihan menari tarian tradisional.

"Sudah sembilan tahun punya hobi nonton Anime tapi beberapa Bulan terakhir sejak tahun 2023 suka mengikuti latihan menari tarian tradisional seperti Kabela, Mokoyut, sampai Kalibombang di Sanggar Seni Abo Tadohe," ujarnya.

Dirinya kemudian berbagi tentang keinginannya untuk menjaga kelestarian budaya daerah.

"Jalan hidup sepertinya akan selalu mengikuti kemana jiwa kita mengarah, ketertarikan terhadap sejarah dan berpikir untuk menjadi Arkeolog mendekatkan saya dengan banyak hal yang terkait bahasan perihal sejarah ataupun Budaya terutama yang ada di tanah Mongondow," ujar dia.

Dirinya sadar, saat ini ada banyak hal yang sudah dilupakan dan ditinggalkan terkait tanah Mongondow.

"Mulai dari budaya atau adat isitadat , saya sudah termasuk sebagai salah satu pelaku yang mulai meninggalkan hal tersebut," tutur dia.