Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilpres 2024

Demo di DPR, Said Didu: Soeharto Tak Setega Jokowi Dorong Anaknya Jadi Wapres 

Pemilu 2024 dibandingkan dengan pesta demokrasi di Era Orde Baru. Presiden Soeharto dinilai tak setega Presiden Joko Widodo untuk mendorong anaknya.

Editor: Lodie Tombeg
Tribunnews/Rahmat W Nugraha
Aksi massa di DPR RI pada Jumat (1/3/2024). Pemilu 2024 dibandingkan dengan pesta demokrasi di Era Orde Baru. Presiden Soeharto dinilai tak setega Presiden Joko Widodo untuk mendorong anaknya. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Jakarta - Pemilu 2024 dibandingkan dengan pesta demokrasi di Era Orde Baru. Presiden Soeharto dinilai tak setega Presiden Joko Widodo untuk mendorong anaknya masuk Pilpres 2024.

Pancalonan Gibran Rakabuming sebagai pendamping Prabowo Subianto terus menuai kontroversi di masyarakat.

Kritik politik dinasti pun semakin menguat setelah pasangan Prabowo-Gibran unggul sementara dalam hasil Pilpres 2024 versi real count (hitungan langsung) Komisi Pemilihan Umum.

Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu ikut menghadiri aksi demonstrasi bersama Front Rakyat Semesta (FRS) di depan gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2024).

Dalam orasinya Said Didu membandingkan rezim orde baru lewat kepemimpinan Soeharto dengan rezim saat ini Joko Widodo.

Dikatakan pria berkacamata ini bahwa Presiden Soeharto tidak setega itu angkat anaknya menjadi wakil presiden. Lewat jalan haram konsistusi.

Menurutnya saat Siti Hardijanti Hastuti Rukmana atau biasa dikenal dengan nama Tutut Soeharto dijadikan menteri, kala itu rakyat sudah sangat marah.

“Sekarang pemimpin culas pembohong ini, mengangkat anak dan menantunya jadi pejabat semua lewat jalan haram. Artinya apakah kemarahan rakyat 98 harus lebih tinggi dari pada rakyat sekarang? Harus lebih tinggi sekarang, untuk menyelamatkan bangsa ini,” kata Said Didu dalam orasinya di depan Gedung DPR RI.

Kemudian ia mengungkapkan kesedihannya setiap hari melihat rakyat Indonesia dibohongi oleh penguasa.

“Setelah dibohongi menerima bansos politik, mereka (Rakyat) sekarang antre beras, dan pejabatnya berpesta pora di IKN dengan foto macam-macam,” tegasnya.

Said Didu dalam orasinya berharap lewat Hak Angket DPR bisa mengakhiri penderitaan rakyat dari kebohongan dan keculasan pemerintah saat ini.

“Saya harapkan lewat angket DPR kita tunjukkan generasi 98 bisa mengakhiri pemerintahan dan sebenarnya mungkin lebih baik dari pada pemerintahan sekarang. Mari kita tunjukkan bahwa kita bisa mengakhiri penderitaan rakyat dari kebohongan dan keculasan,” tutupnya.

Ramal Nasib RI

Peneliti Amerika Serikat (AS) menyoroti nasib Indonesia jika Prabowo menjadi presiden. Salah satu yang dibahas adalah apa yang akan terjadi dan kebijakan apa yang akan dijalankan. 

"Kebijakan ekonominya bersifat populis, seperti usulan untuk meningkatkan subsidi, khususnya program makanan sekolah, akan meningkatkan defisit fiskal Indonesia," tulis Foreign Policy dalam artikel yang dirilis pekan ini, dikutip Jumat (1/3/2024).

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved