Real Count Pemilu 2024 Kamis 29 Februari Malam: PSI Menuju Ambang Batas 4 Persen

TRIBUNMANADO.CO.ID, Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) masih berpeluang lolos ke Senayan, DPR RI.

Berdasarkan real count (hitungan langsung) Komisi Pemilihan Umum pada Kamis 29 Februari pukul 22.15 Wita, PSI sudah meraih 2.254.336 suara atau 2,96 persen.

Pada Kamis pukul 16.00, PSI meraup 2.204.050 suara (2,9 persen).

Jumlah suara yang telah dihimpun KPU mencapai 65,57 persen atau 539.836 dari 823.236 tempat pemungutan suara (TPS).
Tren menuju ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4 persen.

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie masih optimis mencapai ambang batas parlemen. Dia menyebutkan, hasil perhitungan internal partai, PSI mencapai syarat 4 persen.

Grace pada acara podcast nasional mengajak seluruh kader dan saksi PSI mengawal suara partai hingga penetapan nanti oleh KPU.

PSI menjadi salah satu partai yang mengalami pertumbuhan suara secara signifikan.

Pasalnya, pada tanggal 28 Februari 2024, suara PSI masih di angka 2,79 persen.

Di sisi lain, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang sempat melampaui ambang batas minimal parlemen 4 persen kini harus banyak berdoa agar lolos ke Senayan karena kini perolehan suaranya masih di angka 3,99 persen.

Mesin Darat Lemah

Peneliti utama lembaga survei Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, secara statistik PSI hampir mustahil lolos ke parlemen lewat perolehan suara di Pemilu 2024.

Pasalnya, hasil hitung cepat yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia maupun lembaga survei lainnya menunjukkan perolehan suara PSI masih jauh dari 4 persen.

"Terus terang berdasarkan quick count kami, Indikator maupun semua lembaga survei yang melalui quick count, kami menemukan temuan yang sama.

Bahwa PSI secara statistik hampir mustahil untuk lolos parlementiary treshold (PT). Karena temuannya itu range-nya (suara PSI) antara 2,6 sampai 2,8 persen," ujar Burhanuddin dalam rilis survei Indikator Politik Indonesia yang dilansir siaran YouTube Indikator Politik Indonesia pada Kamis (29/2/2024).

"Nah pertanyaan berikutnya adalah, apa yang menyebabkan efek Jokowi tidak dialami oleh PSI," lanjutnya. Burhanuddin lantas menjelaskan sejumlah sebab yang kemungkinan menjadi faktor masih rendahnya perolehan suara PSI dalam pemilu kali ini.