Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pemilu 2024

Dua Hari Menuju Pemilu 2024, Budiman Sudjatmiko: Belajarlah dari Amerika Latin

Jelang Pemilu 2024, Budiman Sudjatmiko meminta para aktivis tidak ikut-ikutan dengan agenda asing yang menghambat kemajuan Indonesia.

Editor: Lodie Tombeg
Tribunnews.com/Chaerul Umam
Budiman Sudjatmiko. Jelang Pemilu 2024, Budiman Sudjatmiko meminta para aktivis tidak ikut-ikutan dengan agenda asing yang menghambat kemajuan Indonesia. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Jakarta - Belajarlah dari Amerika Latin yang sudah demokratis tapi sulit menjadi negara maju akibat agenda politik asing.

Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Budiman Sudjatmiko meminta para aktivis agar tidak ikut-ikutan dengan agenda asing yang menghambat kemajuan Indonesia. Itu dikatakanya menjelang Pemilu 2024.

Dia mewanti-wanti bahwa negara maju akan mencoba berbagai cara untuk mencegah keberlanjutan pembangunan yang baik di negara-negara berkembang.

“Jika kita belajar comparative politics, geopolitik, dan sejarah, kita akan paham narasi dan plot standar yang mereka jalankan sekarang ini. Mereka sedang berupaya menghambat keberlanjutan pembangunan bangsa kita," kata Budiman Sudjatmiko kepada wartawan di Jakarta, Minggu (11/02/2024).

Budiman kemudian mencontohkan hal yang terjadi di Amerika Latin, dimana sudah puluhan tahun menikmati demokrasi liberal namun tidak pernah mendapatkan keberlanjutan pembangunan.

“Amerika Latin adalah contoh yang jelas. Setiap pemimpin disana tidak sempat mematangkan agenda ekonomi politiknya, karena selalu diganti dengan kubu di seberangnya. Dengan alih-alih perubahan, pemimpin baru selalu meniadakan, atau menghilangkan warisan pemimpin sebelumnya.” jelasnya.

“Akibatnya, belum matang sudah berubah lagi haluannya, padahal transformasi butuh satu bahkan dua generasi. Akhirnya mereka terjerembab sebagai negara-negara yang berpendatan menengah.” lanjut Budiman.

Budiman kemudian mengimbau para aktivis di Indonesia agar tidak ikut terjebak dalam kepentingan asing tersebut.

“Saya tidak meragukan banyak aktivis yang benar-benar mencintai bangsa ini dengan nurani dan nalar yang independen. Namun saya dalam posisi mengingatkan, ada kepentingan asing yang mengerucut dalam Pemilu saat ini terutama terkait hilirisasi, dan mencegah keberlanjutan pembangunan.” jelasnya.

“Jadi saya menghimbau bahwa para aktivis agar tidak ikut-ikutan agenda asing. Seringkali ini juga tidak disadari bahwa sebenarnya ada sebagian aktivis yang sedang membela kepentingan asing. Masyarakat juga kita himbau agar berhati-hati, terutama kepada agenda yang didanai oleh asing. Agenda aktivia harus mengaitkan demokrasi dengan keadilan sosial, keadilan global dan dengan kemajuan," kata Budiman.

Indonesia hari ini, lanjut Budiman Sudjamtiko, berkesempatan untuk memiliki keberlanjutan pembangunan dengan adanya komitmen Capres Prabowo terhadap keberlanjutan presiden Jokowi, namun tengah dihalang-halangi.

“Negara berkembang tak dibolehkan punya pemimpin yang berani, cerdas dan strategis sekaligus. Kalau sudah ada yg terlanjur cerdas, mereka akan usahakan jangan berani; kalau sudah ada yg berani, usahakan jangan cerdas. Jika sudah terlanjur cerdas dan berani, usahakan jangan strategis berpikirnya.” ungkapnya.

“Dan tahun 2024 ini, kita memiliki kesempatan untuk tidak hanya memiliki pemimpin yang berkomitmen pada keberlanjutan pembangunan, namun juga pemimpin yang berani, cerdas, dan strategis cara berpikirinya. Kesempatan tak akan datang lagi, ini harus kita ambil.” pungkas Budiman.

Peringatan Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui 13 tahun ke depan adalah waktu yang krusial bagi Indonesia, untuk bisa keluar dari jebakan middle income trap.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved