Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mata Lokal Memilih

Kader PDIP Banyak yang Mengundurkan Diri Jelang Pemilu 2024, Pengamat: Sudah Tidak Nyaman Lagi

Tak hanya Maruarar Sirait, sederet kader PDIP yang menyatakan mundur selama kontestasi Pilpres 2024 berlangsung.

Tribunnews.com/Irwan Rismawan
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri Ungkap 3 Alasan Pilih Ganjar dan Mahfud Jadi Capres-Cawapres dari PDIP. Kader PDIP Banyak yang Mengundurkan Diri Jelang Pemilu 2024, Pengamat: Sudah Tidak Nyaman Lagi 

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, menilai maraknya kader PDIP lantaran sudah tidak nyaman dengan internal partai berlambang banteng tersebut.

Selain itu, Ujang menganggap ketidakjelasan jenjang karier politik di PDIP juga menjadi faktor lain banyaknya kader PDIP yang hengkang.

Kampanye PDIP Manado Dapil Sario - Malalayang di Lapangan Bantik, Manado, Sulawesi Utara.
Kampanye PDIP Manado Dapil Sario - Malalayang di Lapangan Bantik, Manado, Sulawesi Utara. (tribunmanado.co.id/Rhendi Umar)

"Mungkin memang sudah tidak nyaman lagi, makanya kalau sudah tidak nyaman, ya keluar. Sama saja kalau di rumah tidak nyaman ya keluar."

"Di partai pun sama, kalau tidak ada kenyamanan dan tidak punya masa depan, ya keluar," ujarnya kepada Tribunnews.com, Selasa (16/1/2024).

Ujang juga menilai mundurnya kader PDIP memiliki kesamaan alasan seperti Maruarar Sirait yang ingin mengikuti langkah politik Jokowi yaitu pecah kongsi dengan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut.

"Kedua, bisa jadi bahwa yang keluar-keluar adalah geng-geng atau loyalis kelompok Jokowi. Kalau Jokowinya sudah pecah kongsi, sudah tidak bersama-sama PDIP lagi walaupun belum mundur, mereka terlebih dahulu mundur," tuturnya.

Ujang juga menilai bahwa tidak ada faktor perbedaan ideologis antara partai dan para kader PDIP yang mundur tersebut.

Dia menegaskan bahwa kader yang mundur karena sudah tidak nyaman di PDIP dan tidak adanya jenjang karier politik yang jelas.

Ujang pun mencontohkan Maruarar Sirait alias Ara ketika tidak jadi menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) di era pemerintahan Jokowi jilid I.

Kemudian, pada Pileg 2019, Ara dipindah dari daerah pemilihan (dapil) Jabar IX ke dapil Jabar III.

Menurutnya, ini adalah wujud ketidakjelasan karier politik di PDIP.

"Artinya mungkin sudah tidak sekuat dulu. Jadi tidak ada masa depan politik dan tidak nyamannya di situ," kata Ujang soal Ara.

Selanjutnya, ketika ditanya soal apakah maraknya kader mundur akan memengaruhi elektabilitas PDIP, Ujang turut mengamini.

"Mungkin bisa, besar atau kecil, pasti berdampak," katanya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved