Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sulawesi Utara

Gerakan Marijo Bakobong, Poktan Pobundayan Kotamobagu Binaan BI Sulut Panen 5 Ton Bawang Merah

BI Provinsi Sulawesi Utara melalui Petani Unggulan Bank Indonesia (PUBI) Sulut menunjukkan hasil bagi pemenuhan kebutuhan

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
Dok. BI
Panen raya bawang merah Kelompok Tani Berkah di Kelurahan Pobundayan, Kotamobagu Selatan, Rabu (10/1/2024). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Program Marijo Bakobong yang terus didorong Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Utara melalui Petani Unggulan Bank Indonesia (PUBI) Sulut menunjukkan hasil bagi pemenuhan kebutuhan komoditas strategis seperti bawang merah.

Kelompok Tani Berkah di Kelurahan Pobundayan, Kota Kotamobagu melakukan kegiatan panen raya bawang merah di lahan seluas 5.000 meter persegi.


Di samping bawang merah, kelompok tani ini juga melakukan penanaman perdana komoditas tomat di lahan seluas 1,4 ha yang diperkirakan akan membuahkan hasil pada Maret 2024.

Ketua Kelompok Tani Berkah Kelurahan Pobundayan Fadhly Paputungan mengungkapkan, kelompoknya menanam bawang merah pertama kali pada 11 November 2023 lalu.

Benih bawang merah awalnya merupakan bantuan BI Sulawesi Utara.

“Kami memperkirakan hasil panennya lebih dari lima ton,” kata Fadhly.

Menurut dia, hasil panen ini dijual di rumah, pasar, dan beberapa pihak yang sudah memesan. "Semua khusus di Kotamobagu,” pungkasnya.

Deputi Kepala BI Sulawesi Utara, Fernando Butar-butar bilang, Fadhly Paputungan merupakan alumnus Petani Unggulan Bank Indonesia (PUBI) Sulut.

Selama ditempa di PUBI, kata Fernando, Fadhly termasuk anggota PUBI yang menonjol.

Katanya, setiap tahun PUBI yang melamar 400-an tapi yang lulus hanya 40-an.

"Pak Fadly ini paling menonjol. Beliau banyak kerja sama dengan kami. Salah satunya kemarin Pak Fadhly yang menjadi pembimbing teknis di panen raya Ponpes Darul Istiqomah, Manado,” ujar Fernando.

Dijelaskan Fernando, Kotamobagu adalah salah satu kota yang dihitung inflasinya selain Manado.

Inflasi Kotamobagu cukup tinggi berbeda dengan Manado yang cukup rendah. Penyebab tinggi inflasinya adalah harga barito.

"Makanya kita tangani inflasinya dengan membuat kelompok-kelompok pertanian. Kalau di Manado kita manfaatkan lahan non produktif,” imbuhnya.

Fernando bilang di Kotamobagu dan seluruh Sulut, BI sudah memiliki kelompok-kelompok tani terutama hortikultura. BI berperan memberikan bibit.

“Tahun ini kita fokus pembentukan-pembentukan kelompok-kelompok seperti ini. Dan nanti akan kita lombakan,” jelasnya.

Terkait itu, seluruh hasil panen dari Kelompok Tani Berkah dipasarkan di Kotamobagu.

Hal ini untuk mendukung ketersediaan pasokan komoditas yang berdampak pada stabilitas harga dan tingkat inflasi terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri 2024.

Hilirisasi produk juga dilakukan oleh Kelompok Tani Berkah, bekerja sama dengan kelompok subsisten yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga untuk membuat produk turunan berupa bawang goreng yang bernama Bareng Mami.

Melalui pengolahan produk turunan ini, hasil panen dapat dioptimalkan seiring dengan kesejahteraan yang meningkat.

Ke depan, upaya pengendalian inflasi khususnya di Kotamobagu perlu terus diperkuat.

Mengingat capaian inflasi Kotamobagu cenderung tinggi di akhir tahun 2023 yaitu 3,404 (yoy) yang disebabkan oleh lonjakan harga komoditas barito.(ndo)

Baca juga: BI Wanti-wanti Pemda di Sulawesi Utara Siapkan Mitigasi Harga Barito Jelang Ramadan Lebaran

Baca juga: BI Sulawesi Utara dan Santri Ponpes Darul Istiqamah Panen Perdana Bawang Merah Demplot Pertanian 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved