Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Manado Sulawesi Utara

Kisah Santri Ponpes Darul Istiqamah Manado, Mengubah Lahan Tidur Jadi Kebun Produktif

Pondok Pesantren Darul Istiqamah Manado menjadi ponpes pertama di kota ini mengembangkan program santripreneur.

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
fernando lumowa/tribun manado
Santri Ponpes Darul Istiqamah Manado memanen bawang merah di lahan demplot Kelurahan Bailang, Kecamatan Bunaken Darat, Kota Manado, Selasa (9/1/2024). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pondok Pesantren Darul Istiqamah Manado menjadi ponpes pertama di kota ini mengembangkan program santripreneur.

Langkah pertama diambil sekitar September tahun lalu. Menyambut program binaan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara, pimpinan Ponpes ini mulai mengolah lahan tidur yang ada di daerah Loreng, Bailang.

Lahan itu tak jauh dari Ponpes. Sekitar satu kilometer saja, berbatasan dengan sungai.

Ustadz Muyazir Arif, Pimpinan Ponpes Darul Istiqamah Manado bercerita, saat mulai mengolah lahan hingga kini, para santri dilibatkan.

"Tentu pada saat mereka di luar jam belajar," ujar Arif.

Dari dua hektar lahan yang tersedia, 2.800 meter persegi dijadikan demplot bawang merah. Penanaman pertama minggu ketiga Oktober 2023. Sepekan kemudian penanaman kedua.

"Syukur kita panen dan hasilnya lumayan. Ada yang delapan, sembilan bahkan sebelas siung dalam satu rumpun," ujar Arif lagi.

Setelah bawang merah, pihaknya berencana menanam cabai rawit (rica). Mereka menargetkan bisa panen rica di akhir Ramadan.

"Harapan kami, di sini bukan sekadar kebun tapi bisa jadi tempat wisata. Destinasi pertanian. Di sebelah ada sungai, indah jika kita tata," katanya

Arman Gaib (13), satu di antara santri yang memanen bawang merah kagum. Apa yang ia tanam tiga bulan lalu, kini bisa dipanen.

"Kami senang, belajar dan langsung praktik," ujar siswa kelas 8 itu.

Suksesnya demplot itu tak lepas dari peran Sahril SE, Kepala Sekolah Ponpes Plus Keterampilan Darul Istiqomah.

Ia alumnus Program Petani Unggulan BI (PUBI). Ia menjadi mentor para santri mulai dari pengolahan lahan hingga panen.

"Dengan begini anak-anak belajar dan praktik langsung bertani," katanya.

Dijelaskan, untuk menanam di demplot seluas 2.800 meter persegi, dibutuhkan bibit hampir 300 kg.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved