Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ricuh Iringan Jenazah

Baru Terungkap Kronologi Ricuh Iringan Jenazah di Depan Markas TNI Manado, Ini Penjelasan Kapendam

Telah terjadi kericuhan iringan jenazah di depan markas TNI Kodam XIII Merdeka, Kelurahan Teling Atas, Manado, Sulawesi Utara, Jumat 5 Januari 2024.

Kolase Tribun Manado
Ricuh iringan jenazah di depan Markas TNI (kiri). Kapendam XIII Merdeka Kolonel Kav Mujahidin (kanan). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Telah terjadi kericuhan iringan jenazah di depan markas TNI Kodam XIII Merdeka, Kelurahan Teling Atas, Manado, Sulawesi Utara (Sulut) pada Jumat 5 Januari 2024.

Kapendam XIII Merdeka Kolonel Kav Mujahidin menjelaskan kronologi kejadian kericuhan tersebut.

Kejadian bermula saat rombongan pengiring jenazah berangkat.

Kolonel Kav Mujahidin mengatakan bahwa rombongan pengiring jenazah sudah diimbau agar tertib.

Baca juga: Gempa Terkini Pagi Ini Sabtu 6 Januari 2024, Baru Saja Guncang di Laut, Info BMKG Magnitudonya

Simak berikut ini kronologi lengkap awal mula kericuhan iringan jenazah di depan markas TNI Kodam XIII Merdeka.

Kericuhan terjadi di depan Kodam XIII Merdeka, Kelurahan Teling Atas, Manado, Sulut pada Jumat (5/12/2024) sekitar pukul 15.30 Wita.

Situasi ini terjadi akibat adanya rombongan pengantar jenazah salah satu warga masyarakat yang menimbulkan kegaduhan akibat knalpot brong dan kemacetan.

Hal tersebut ikut memancing emosi warga sepanjang jalan dan muncul bentrok kecil antar warga.

Kapendam XIII Merdeka Kolonel Kav Mujahidin menjelaskan kejadian tersebut bermula saat rombongan pengiring jenazah berangkat dari rumah duka bersama ambulance pukul 14.00 Wita.

Pengiring jenazah menggunakan roda 2 mengarah ke TPU Teling Atas dan didampingi oleh Babinsa dan Babinkamtibmas.

"Mereka sudah mendapat himbauan agar tidak membuat kegaduhan dan tertib di sepanjang rute perjalanan," jelas Kapendam Sabtu (6/12/2024)

Lanjutnya, sekira pukul 15.30 Wita rombongan pelayat melewati Pintu 2 Makodam.

Babinsa kembali mengingatkan kepada rombongan pengantar jenazah bahwa jangan membuat kegaduhan, namun tidak terima karena sebagian besar pengiring dalam pengaruh minuman keras.

Rombongan iring-iringan jenazah tersebut justru semakin melakukan kebisingan dengan menggeber-geber gas sepeda motor knalpot brong sehingga warga setempat yang melihat kejadian itu merasa terganggu dengan iring iringan tersebut.

"Mereka spontan turun ke jalan dan menghadang rombongan sehingga terlibat bentrok," jelasnya

Anggota Kodam XIII Mdk yg berada di Makodam melihat keributan tersebut keluar dengan maksud untuk melerai namun justru mendapat provokasi knalpot brong dari rombongan pengiring.

Kemudian kembali terjadi bentrokan antar warga dengan rombongan pengiring jenazah.

Namun akhirnya situasi dapat dikendalikan dan ditenangkan oleh anggota Makodam XIII dan rombongan jenazah melanjutkan perjalanan.

"Sampai berita ini diturunkan, pihak Kodam masih terus berupaya mengumpulkan informasi tentang kejadian tersebut," jelasnya.

Video Ricuh Viral

Video viral ricuh antara rombongan pengantar jenazah dan beberapa oknum berseragam TNI beredar luas di media sosial.

Dalam video tersebut, terlihat iringan para pengangar jenazah tersebut terlebih dulu mendapatkan protes dari warga kelurahan Teling Atas, Kecamatan Wanea.

Peristiwa ini diketahui terjadi di depan Markas TNI AD Komando Daerah Militer (Kodam) XIII Merdeka, Teling Atas, Manado, Sulawesi Utara, Jumat (5/1/2024).

Kericuhan kemudian terjadi antara warga dan coba ditenggarai oleh oknum anggota TNI.

Pada saat coba dihentikan, ada salah satu pengendara yang diduga memperpanas situasi dengan memainkan gas motornya.

Dari sumber yang diperoleh Tribunmanado.co.id mengatakan kejadian tersebut dipicu dari protes terhadap iring-iringan jenazah yang meresahkan.

"Kejadiannya bukan baru kali ini saja.

Karena memang iringan jenazah selalu meresahkan baik berteriak ataupun knalpot bisingnya," kata dia.

Ia mengatakan tidak melihat langsung kejadian tersebut, namun pemicu utamanya adalah protes terhadap iring-iringan jenazah tersebut.

"Iya, sempat ada warga yang protes," kata dia.

Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam (Kependam) XIII/Merdeka Kolonel Mujahidin saat dikonfirmasi mengatakan dari informasi yang masuk kejadian bermula antar warga.

"Kalau saya monitor itu kejadiannya antar warga.

Jadi ada warga yang merasa terganggu kemudian bereaksi," ujarnya.

"Jadi iringan jenazah ini sempat berhenti dan warga tidak bisa lewat dan diprotes," ungkapnya.

Terkait dengan pemukulan warga oleh oknum yang berseragam TNI, ia mengatakan bahwa hal tersebut terjadi setelah kejadian utama.

"Kalau yang itu mungkin setelah kejadian utamanya," kata dia.

Perwira tiga melati tersebut mengatakan TNI sudah paham betul bagaimana menahan diri dan tidak terpancing emosi.

"Kami berupaya menahan emosi.

Tapi hal-hal seperti ini kan tidak direncanakan," tegas dia.

(TribunManado.co.id)

Baca Berita Tribun Manado di Google News

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved