Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Manado Sulawesi Utara

Kisah Rahman, Mulai dari Supir Angkot hingga Jualan Es Keliling Bisa Beli Motor dan Bangun Rumah

Usaha tidak pernah mengkhianati hasil, banyak proses yang dilewati untuk bisa mencapai apa yang diharapkan.

Petrick/Tribun Manado
Rahman, penjual es keliling asal Gorontalo 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Usaha tidak pernah mengkhianati hasil, banyak proses yang dilewati untuk bisa mencapai apa yang diharapkan.

Rahman, penjual es keliling asal Gorontalo menceritakan perjalanan hidupnya datang merantau ke Kota Manado sampai akhirnya bisa membeli motor dan rumah pribadi saat diwawancara Tribun Manado di Sindulang, Tuminting, Kota Manado, Sulawesi Utara, Kamis (28/9/2023).

Rahman merantau dari Gorontalo ke Manado sejak 2012 lalu waktu masih bujang.

Dia mengatakan jika di Manado punya peluang pekerjaan yang cukup besar.

"Saya datang kesini karena tau kalau Kota Manado punya peluang kerja yang menjanjikan, apalagi untuk kenyamanan disini lebih terasa," ungkapnya.

Pria 43 tahun ini awalnya bekerja sebagai supir angkot di Kota Manado.

"Alhamdulillah, pendapatan waktu itu bisa sampai Rp 500 ribu per hari, itu pendapatan bersih," katanya.

"Untuk tempat saya tinggal waktu itu, masih ngekost di area tuminting, karena masih belum mampu buat beli rumah," katanya lalu senyum.

Setelah tinggal di Manado kurang lebih satu tahun, Rahman menemukan pasangannya dan menikah dengan Nurjana serta dikarunai dua orang anak.

Setelah menikah, baginya keluarga menjadi salah satu motivasi dan dorongan untuk bekerja lebih ekstra.

"Waktu itu kami masih ngekost, saya gak tega liat istri dan anak tinggal di tempat yang kecil seperti itu, jadi saya bekerja lebih ekstra supaya bisa beli rumah pribadi," kata Rahman.

"Saya yang sebelumnya keluar dari rumah untuk kerja jam 7 pagi, setelah menikah saya keluar lebih pagi, bahkan jam 4 subuh pun saya sudah keluar bekerja," lanjutnya.

Usaha Rahman berhasil, selama menjadi supir angkot dia akhirnya bisa membeli motor dan mulai membangun rumah pribadi.

Namun pada awal 2017, pendapatannya mulai menurun. Dia bercerita pernah hanya mendapat Rp 50 ribu dalam satu hari jadi supir angkot.

"Dulu pernah cuma dapat Rp 50 ribu, karena waktu itu sudah masuk aplikasi online, jadi memang waktu itu lumayan sulit".

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved