Pengucapan Sulut
Pengucapan Serentak Sulut 10 September 2023, Dampak Buruk Menanti, Sudah Jadi Tradisi Setiap Tahun
Pngucapan syukur di Sulut itu digelar serentak pada 10 September 2023 dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-89 GMIM Bersinode.
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tinggal menghitung hari lagi Sulawesi Utara ( Sulut ) bakal serentak menggelar pengucapan syukur.
Pengucapan syukur atau thanks giving Sulut ini akan diadakan serentak di Sulawesi Utara pada 10 September 2023 mendatang.
Pengucapan syukur ini sebelumnya telah diumumkan oleh Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM).
BPMS GMIM pada Juni 2023 lalu mengeluarkan surat edaran terkait pelaksanaan perayaan pengucapan syukur tahun 2023.
Di mana isi surat dengan nomor K.0995/PPD.VII/6-2023 tertanggal 30 Juni 2023 ditandatangani BPMS GMIM, Ketua Pdt Hein Arinda ThD dan Sekretaris Pdt Dr Evert AA Tangel MPdK itu menjeskan soal pengucapan syukur serentak.
Pngucapan syukur di Sulut itu digelar serentak pada 10 September 2023 dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-89 GMIM Bersinode.
“Perayaan pengucapan syukur akan dilaksanakan serentak seluruh jemaat se-GMIM pada tanggal 10 September 2023, yang merupakan Bulan Pengucapan Syukur dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun ke-89 GMIM Bersinode,” demikian bunyi surat tersebut.
Nah berbicara soal pengucapan syukur tentu ada keuntungan dan dampaknya sama seperti event lainnya.
Nah dampak dari pengucapan syukur ini sudah menjadi klise terjadi dan terus terjadi seolah telah menjadi tradisi.
Ada banyak dampak dari pengucapan syukur.
Dan yang paling menonjol yakni kemacetan.
Tak hanya dampak negatif, ada juga dampak positif dari pengucapan syukur.
Salah satunya saling memperat tali silaturahmi warga Sulut.
Dampak negatif pengucapan syukur
Biasanya anak-anak muda mempergunakan pengucapan syukur ini dengan berpesta minum-minuman keras.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.