Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Manado Sulawesi Utara

Dampak ASF, Pemilik Rumah Makan Olahan Daging Babi di Manado Sulawesi Utara Ngaku Sepi Pengunjung

Rumah makan yang menjual olahan daging babi di Manado kini sepi pengunjung. Hal tersebut masih dampak dari ASF.

Penulis: Ferdi Guhuhuku | Editor: Isvara Savitri
Tribunmanado.co.id/Ferdi Guhuhuku
Salah satu rumah makan di Bahu, Kecamatan Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, Rabu (23/8/2023). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kehadiran African Swine Fever (ASF) atau Virus Demam Babi di Sulawesi Utara merugikan banyak pihak. 

Bukan hanya para pedagang babi, pemilik rumah makan juga terkena dampak. 

Seperti rumah makan olahan daging babi di Bahu, Kecamatan Malalayang, Kota Manado

Mereka mengaku sejak ASF masuk di Sulut rumah makan mulai sepi pengunjung

"Lumayan sepi pengunjung, semua karena dampak ASF ini," ujar pemilik warung bernama Sarah, Rabu (23/8/2023). 

Kata Sarah, banyak warga Manado takut makan daging babi sejak ada ASF. 

"Sunyi karena pengunjung takut makan babi," ujar Sarah.

Meskipun mulai sepi pengunjung, mereka tetap jualan karena masih ada yang makan. 

"Tetap jual karena masih ada warga  yang tetap makan," tuturnya. 

Sarah menjual nasi campur Rp 15 ribu gratis es teh per porsi.

Baca juga: Motor Jadi Hemat dan Panjang Umur, PLN Dukung Konversi Motor Listrik di Indonesia

Baca juga: Spesifikasi dan Harga HP Vivo Y22 di Agustus 2023, Rilis Tahun Lalu, Kini Turun hingga Rp 100 Ribuan

"Semoga ASF bisa secepatnya hilang agar keadaan bisa kembali seperti dulu," tuturnya.

Harga Daging Babi di Pasar Bersehati Manado Sulawesi Utara Masih Murah Rp 50 Ribu per Kilogram

Harga daging babi di Pasar Bersehati Manado Sulawesi Utara belum memgalami kenaikan harga.

Dibandingankan harga daging babi di Pasar Swalayan Jumbo, Manado, mengalami kenaikan Rp Rp 78 ribu per kilogram.

Hal ini imbas dari ancaman virus African Swine Fever (ASF) atau virus demam babi Afrika.

Pedagang daging babi di Pasar Bersehati, Manado, Sulawesi Utara, Senin (7/8/2023).
Pedagang daging babi di Pasar Bersehati, Manado, Sulawesi Utara, Senin (7/8/2023). (Tribunmanado.co.id/Ferdi Guhuhuku)

Harga babi ikut turun karena banyak masyarakat yang mulai takut membeli daging babi.

Akhirnya, para pedagang menurunkan harga jual dari Rp 65 per kilogram menjadi Rp 60 per kilogram.

Saat ini harganya belum naik masih Rp 50 ribu per kilogram.

Pedagang mengaku menjual harga murah agar laku.

"Sempat coba jual Rp 55 ribu per kilogram tetapi tidak laku, jadi kita terpaksa turunkan harga lagi," ucap Antonio salah satu pedagang babi.

Baca juga: Kunci Jawaban Ujian Semester Mapel Ekonomi Kelas 10 SMA/SMK, Soal Pilihan Ganda dan Essay

Baca juga: Kronologi Denny Sumargo Laporkan Verny Hasan ke Polisi, Sang DJ Minta Tes DNA Lagi

Kata Antonio, keberadaan virus ASF di Sulut menjadi momok yang cukup menaktukan bagi warga.

"Masih banyak warga yang takut makan daging babi dampak ASF ini," ujarnya.

Sebagai pedagang Antonio berharap virus ASF secepatnya bisa hilang agar harga daging bisa kembali normal.(*)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved