Bacaan Alkitab
Bacaan Alkitab Yesaya 37: 1-7, Saat Putus Harapan
Namun respon pada masalah tersebut akan menentukan bagaimana masalah itu dapat diselesaikan atau tertangani.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ada saat dalam menjalani kehidupan, kita menghadapi namanya putus asa.
Nah apa yang harus kita lakukan saat itu terjadi?
Mari kita bahas bersama dalam bacaan Alkitab dalam Yesaya 37: 1-7.
Baca juga: Bacaan Alkitab 2 Samuel 19: 24-30, Tetap Berintegritas Walaupun Rugi
Judul renungannya Saat Putus Harapan.
Firman Tuhan : “…Hari ini hari kesesakan, hari hukuman dan penistaan; sebab sudah datang waktunya untuk melahirkan anak, tetapi tak ada kekuatan untuk melahirkannya” (Yesaya 37: 3)
Saat negara Yehuda (Israel selatan) terancam invasi Sanherib raja Asyur, pengepungan itu sudah rapat dan secara akal sehat tidak mungkin Yehuda lolos.
Salmaneser, raja Asyur sebelumnya sudah melenyapkan kerajaan Israel utara sekitar 722 SM (2 Raja-raja 17: 6, 23), dan bangsa-bangsa lain.
Baca juga: Bacaan Alkitab 1 Samuel 17: 23-30, Demotivational Speech?
Saat itu bahkan Asyur juga melakukan perang urat syaraf terhadap Hizkia dengan mencela allah –allah segala bangsa (ay 12).
Dalam kondisi terjepit ini kita melihat bagaimana Hizkia raja Yehuda, meresponi hal itu bersama para pembesar, prajurit, dan rakyatnya:
Hizkia berdoa secara pribadi (ay 1). Ia mengoyakkan pakaiannya dan berkabung menghadap Tuhan.
Bersinergi dengan para pejabat menghadap nabi Yesaya (ay 2)
Baca juga: Bacaan Alkitab Kolose 4:2, Berdoa dan Bersyukur
Penegasan pada Allah (melalui Yesaya) perihal ketidak tahuan mereka akan jalan keluar masalah itu (ay 3).
Mereka merasakan pergumulan yang sangat berat.
Ucapan imaniah Hizkia dan tim pada Yesaya: “Mungkin TUHAN Allahmu mendengar ….” ( ay 4)
Tuhan menjawab tangisan Hizkia dan arahan Tuhan jelas : Fokus pada “AKU” (ay 7) dan terbukti Sanherib undur lalu mati di negerinya.
Siapapun bisa mengalami masalah atau kesulitan besar seperti Hizkia.
Namun respon pada masalah tersebut akan menentukan bagaimana masalah itu dapat diselesaikan atau tertangani.
Secara pribadi Hizkia datang pada Tuhan dalam doa, memiliki tim yang sehati dan penasehat rohani yang mumpuni.
Dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup, secara pribadi kita harus percaya dan bergantung penuh pada Allah, kokoh iman, memiliki tim / sahabat doa, dan mentor rohani.
Keluarga atau pasangan hidup seharusnya menjadi tim rohani kita, juga tim kerja di kantor jika mereka bisa dipercaya dan dewasa rohani.
Tuhan menciptakan kita agar hidup secara sosial, antara lain dalam berjemaat.
Jika dalam dunia kerja, tidak ada satupun yang seiman, setidaknya kita punya sahabat yang berintegritas, dan berkarakter baik.
Mari meneladani Hizkia yang dekat dengan Tuhan dan mengandalkan-Nya dalam segalaperkara.
Inspirasi: Kuasa Tuhan jauh lebih besar dari pada permasalahan apapun dalam hidup kita. .
| Bacaan Alkitab Ulangan 4:1, Renungan: Dengar dan Lakukan Firman Tuhan |
|
|---|
| Bacaan Alkitab Kisah Para Rasul 14:8–28, Hati Dipenuhi Sukacita |
|
|---|
| Bacaan Alkitab Markus 10:35-45, Renungan: Kemuliaan dalam Keilahian Kristus |
|
|---|
| Bacaan Alkitab Yesaya 40 : 31, Renungan: Kesabaran Dalam Proses Tuhan |
|
|---|
| Bacaan Alkitab Keluaran 2:11-24, Kalau Ada Kesabaran |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/Bacaan-Alkitab-Minggu-11-September-2022-Hosea-63-Sungguh-sungguh-Mengenal-Tuhan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.