Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gunung Api Karangetang

Gunung Api Karangetang di Kepulauan Sitaro Alami Gempa Guguran 1.899 Kali pada 1-7 Agustus 2023

Gunung Api Karangetang di Kepulauan Sitaro masih berstatus siaga. Bahkan, jumlah gempa guguran meningkat.

Penulis: Octavian Hermanses | Editor: Isvara Savitri
Pos PGA Karangetang
Gunung Karangetang di Sitaro. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, SITARO - Gunung Api Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, masih menunjukkan aktivitas yang tinggi.

Bahkan selang tanggal 1-7 Agustus 2023, gunung berketinggian 1784 mdpl itu mengalami gempa guguran sebanyak 1.899 kali.

Angka ini menjadi yang paling tinggi terkait jumlah gempa guguran Gunung Karangetang pasca tingkat aktivitasnya dinaikkan dari Level II Waspada menjadi Level III Siaga pada Mei lalu.

Hal ini diketahui dari penyampaian evaluasi mingguan Gunung Karangetang yang dikirimkan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana (PVMBG) tanggal 8 Agustus lalu.

"Ya benar, kami sudah teruskan hasil evaluasi mingguan itu Whatsapp Grup Informasi Gunung Karangetang," kata Ketua Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Karangetang, Yudia Tatipang, Rabu (9/8/2023).

Selain gempa guguran, dalam evaluasi itu juga disebutkan adanya gempa hembusan sebanyak 264 kali, sekali gempa hybrid/fase banyak, empat kali gempa vulkanik dalam, sekali gempa termasa, 17 kali gempa tektonik jauh serta tremor menerus amplitudo 0,5-6 mm.

Dari pengamatan visual, nampak di Gunung Karangetang umumnya cuaca cerah hingga mendung.

Kadang gunung tertutup kabut dan pada saat cerah teramati asap kawah putih dengan intensitas tipis hingga tebal.

Tinggi kolom asap maksimum mencapai 250 m di atas puncak dengan angin lemah hingga kencang ke arah utara, barat dan barat laut.

Erupsi efusif pada kawah utama (selatan) masih terjadi berupa leleran/luncuran lava pijar ke arah barat daya, selatan, dan tenggara.

Baca juga: BPMS GMIM Minta Pelsus dan Jemaat Imanuel Buntong Manado Tenang dan Tak TerprovokasiĀ 

Baca juga: Live Streaming Persija Jakarta vs Borneo Malam Ini Pukul 19.00 WIB, Link Nonton Gratis Disini

Sedangkan guguran ke selatan menuju Kali Batuawang sejauh 1.500 meter, Kali Kahetang sejauh 1.850 meter, serta Kali Keting sejauh 2.100 meter yang kadang-kadang guguran lavanya diikuti gumpalan asap kelabu.

Guguran lava mengarah ke barat daya masuk ke lembah Kali Batang, Kali Timbelang, dan Kali Beha Barat sejauh sekitar 1000-1.500 meter dari kawah utama.

Kondisi kawah utara teramati asap kawah putih sedang tinggi maksimum sekitar 50 m.

Pada malam hari masih tampak adanya api diam di tubuh kubah lava kawah utara.

Guguran selama periode ini di kawah utara tidak teramati.

Foto: Visual Karangetang pagi ini, Kamis (3/8/2023) teramati adanya guguran lava yang ditandai dengan asap putih memanjang di badan gunung. (Pos PGA Karangetang)
Foto: Visual Karangetang pagi ini, Kamis (3/8/2023) teramati adanya guguran lava yang ditandai dengan asap putih memanjang di badan gunung. (Pos PGA Karangetang) (Dokumentasi Pos PGA Karangetang)

Adapun hasil evaluasi mencatat adanya erupsi efusif Gunung Karangetang yang masih terjadi dengan lava keluar dari bagian barat daya kawah utama mengarah ke Kali Batang, Kali Timbelang, dan Kali Beha Barat sejauh sekitar 1.500 meter.

Sedangkan yang ke arah selatan masuk ke Kali Batuawang, Kali Kahetang, dan Kali Keting jarak luncur sekitar 2.100 m.

Erupsi efusif masih terus terjadi yang ditunjukkan dari data visual berupa aktivitas luncuran lava masih terkonsentrasi ke arah barat daya dan selatan dengan jarak luncur maksimal sekitar 2.100 meter dari kawah utama.

Awan panas guguran pada periode ini tidak terjadi, namun perlu diwaspadai kemungkinan awan panas guguran terjadi ke arah selatan, yakni Kali Kahetang, Kali Batuawang, dan Kali Keting.

Baca juga: Link Live Streaming Persija vs Borneo FC Pukul 19.00 WIB Malam Ini, Tonton Gratis Disini

Baca juga: Spesifikasi dan Harga HP iPhone SE 3 2022 di Agustus 2023, Rilis Tahun Lalu, Sekarang Dijual Segini

Warga juga perlu mewaspadai adanya awan panas guguran karena kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu-waktu dapat rubuh bersamaan dengan keluarnya lava.(*)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved