Jemaah Haji
Kisah Syaifullah, ASN Kemenag Manado Sulawesi Utara Gendong Jamaah Haji Lansia di Tanah Suci
Kisah Syaifullah Abdullah, ASN Kemenag Manado Sulawesi Utara. Satu di antara petugas haji yang aktif memperhatikan jemaah lanjut usia.
Laporan dari Mekah Arab Saudi: Nur Thamzil Thahir (Wartawan Tribun Network)
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tak sedikit jemaah haji yang membutuhkan bantuan untuk melakukan sejumlah aktivitas ibadah di tanah suci.
Ada banyak jemaah lanjut usia yang tahun ini alhamdullilah bisa menjalani ibadah haji.
Jemaah lanjut usia lah yang paling sering membutuhkan bantuan. Namun tak semuanya.
Petugas haji hadir untuk membantu mereka.

Syaifullah Abdullah, satu di antara petugas haji yang aktif memperhatikan jemaah lanjut usia.
Saat dibutuhkan, Syaifullah selalu berusaha menjadi yang terdepan.
Menggendong jamaah lanjut usia, menjadi aktivitas yang sering dilakukan Syaifullah di tanah suci.
Apa yang dia lakukan itu adalah cerita cara berbakti ke almarhumah ibunya.
"Ibu saya meninggal saat sebelum tes seleksi petugas haji," kenang Iful, Selasa (11/7/2023) dini hari, sesaat setelah proses kedatangan jamaah kloter JKG -42 di Fayrouz hotel, sektor I Markaziyah Nabawi.
Syaifullah Abdullah adalah pegawai bidang PHU Kemenag Provinsi Sulawesi Utara.
Saat dikonfirmasi Tribun, Syaifullah baru saja menggendong jamaah lansia usia 78 tahun dari embarkasi Pondok Gede, Jakarta Timur.
Awalnya, Iful menghindar. Dia enggan dikonfirmasi soal aksi spontannya, menurunkan jamaah dari kabin bus ke kursi roda.
"Maaf Bang! saya takut riya. Bismillah ini bakti saya ke almarhumah orangtua saya."
Namun, seorang membisiki. Bukan kali itu saja, pria berusia 43 tahun menggendong jamaah haji lansia.
"Sudah belasan, sejak jamaah gelombang I, di Makkah, maktab Mina, Iful selalu paling dulu cari jamaah lansia di bus atau maktab."
Iful bercerita, Ibunya meninggal dunia, bulan Maret dua bulan sebelum berangkat ke Tanah Suci.
"Umur beliau waktu itu meninggal 73 tahun. Bapak saya kini sudah 78 tahun, saya juga ingin berbakti di sini," ujar Iful dengan mata berkaca-kaca.
Soal gendong menggendong jamaah lansia, Iful punya pengakuan sekaligus alasan sendiri.
"Sudah banyak yang saya gendong dan pikul bang dan semua terasa ringan karena saya selalu ingat orangtua saya," ujar Iful yang mengaku saban punya kesempatan ke Masjidil Haram atau Nabawi, dia juga mendoakan ayahnya, Haji Abdullah agar husnul khatimah.
Dia pun mengisahkan soal bakti ke almarhumah ibunya, Halimah Rukundin.
Bulan Maret 2023 lalu, sebelum ikut seleksi Panitia Petugas Haji Indonesia (PPHI) di Manado, ibunya wafat.
"Sebelum ibu meninggal saya diwasiatkan buku manasik haji umrah dari Kemenag, buku yang dia gantung di lehernya saat naik haji tahun 2001 lalu," ujar Iful.
Iful mengaku, buku manasik haji itu samacam wasiat sekaligus menambah kepercayaan dirinya untuk ikut tahapan seleksi PPIH Arab Saudi.
Alhamdulillah, Mei 2023 lalu, sebelum Lebaran 1444 H, namanya tercantum dalam daftar 460 petugas PPIH non-kloter.
Iful memang terlihat terus membawa buku manasik sebesar dan setebal telapak tangan orang dewasa itu.
Saat menunaikan umrah sunnah, dua hari sebelum berangkat wuquf di Arafah, buku itu juga digantung di lehernya saat miqat di Masjid Aisiyah, kawasan Tanaim, luar Tanah Haram, Makkah.
"Ini saya mau umrahkan bapak mertua saya, Bang! " ujarnya kepada Tribun, yang kebetulan satu bus shalawat dari Masjidil Haram ke Sektor III Sysyah, Makkah.
Bahkan saat Iful berjuang untuk mencium potongan batu sorga "Hajar Aswad" di sudut tenggara Baitullah, dia mengaku terus mengenggam buku manasik itu.
Saat Wuquf di Arafah, melintas di Muzdalifah, mabit, jamarat aqabah di Mina, buku itu ibarat kalung penghias di pakaian ihramnya.
Karena buku manasik itupulah jadi alasan.
Saat atasan langsungnya, Ketua Sektor I Madinah Affan Rangkuti, memerintahkan 30-an personel sektor I bergegas ke Maktab 15 Mina, Iful tetap bermunajat dengan buku manasik wasiat ibu.
"Biarkan si Iful dulu baca doa wuquf. Ini haji pertamanya, haji paling emosional," kata Rangkuti. (*)
Laporan dari Mekah Arab Saudi: Nur Thamzil Thahir (Wartawan Tribun Network)
Baca berita-berita terbaru Tribun Manado di: Google News
Jemaah Haji Indonesia Kloter Pertama Dipulangkan, dari Lima Embarkasi |
![]() |
---|
Jadwal Pemulangan Jemaah Haji 2025 Dibagi Dua Gelombang, Via Bandara Jeddah dan Madinah |
![]() |
---|
Tercatat 175 Jemaah Haji Indonesia 2025 Meninggal di Arab Saudi, Ini Penyakit yang Diderita |
![]() |
---|
Aturan Baru Pemerintah, Barang Bawaan Jemaah Haji Reguler Bebas Bea Masuk, Berlaku 6 Juni 2025 |
![]() |
---|
Jemaah Haji Tiba di Sulawesi Utara, Besok Subuh Menyusul Kloter Lima dan Enam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.