Manado Sulawesi Utara
Kisah Badut Lampu Merah di Manado Goyang dari Pagi hingga Kelelahan, Uang Didapat Harus Setor ke Bos
Seharian mereka harus berdiri, bergoyang, kadang berlari di bawah sinar matahari terik di lampu merah.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Indry Panigoro
Sinar matahari memang menyiksanya, tapi hujan bakal mematikannya.
Karena itulah Kude tak pernah mengutuk matahari.
"Kalau hujan justru tak bisa kita cari uang," kata dia.
Ada malaikat, ada setan.

Itulah realitas hidup yang dialami semua manusia, termasuk Kude.
Banyak yang berhati malaikat.
"Ada yang kasih kami minuman, banyak pula yang kasih uang banyak. Tapi ada pula yang sengaja menyambar kami dengan kendaraan," kata dia.
Bekerja seminggu penuh dari pagi hingga malam dengan sistem shift, Kude beroleh cuan sekira Rp 300 ribu per hari.
Potong setoran ke bos dan biaya lain-lain, ia mengantongi bersih Rp 100 ribu per hari.
Kude mengaku kerap kelelahan, tapi ia tidur nyenyak.
Tak ada beban menghimpit, tak ada yang ia lukai, rugikan, atau curi.
Ia hanya bergoyang untuk menghibur, diberi uang ya syukur, tidak juga tak mengapa.
Bangun pagi-pagi untuk mencari cuan di pojok lampu merah, begitu seterusnya.
Banyak yang mencibir, menyebut mereka pengemis, atau tukang tipu.
Di beberapa daerah, Satpol PP menangkap mereka, sebagaimana video yang viral itu.
Tiket Kapal Ludes, Penumpang Padati Pelabuhan Tahuna Tujuan Manado |
![]() |
---|
Daftar Lengkap Harga Bahan Pokok di Pasar Bersehati Manado, Selasa 29 Juli 2025 |
![]() |
---|
Kronologi Korsleting Listrik Nyaris Sebabkan Kebakaran di Manado Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Andrei Angouw Hadiri Peletakan Batu Pertama IPLT di Manado, Ucapkan Terima Kasih ke Pemerintah Pusat |
![]() |
---|
Kronologi Keributan Antar Pemuda di Kombos Timur Manado, Sempat Salah Paham di Medsos |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.