Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Internasional

Rusia dalam Situasi Genting, Wagner Membelot Buat Putin Berisiko Kehilangan Kekuasaan dalam 24 Jam

Bos Wagner Yevgeny Prigozhin pada Sabtu (24/6/2023) menyebut, bahwa pasukannya telah menembak jatuh sebuah helikopter militer Rusia.

|
(AP PHOTO/DMITRI LOVETSKY)
Tentara Rusia saat peringatan ke-80 berakhirnya pengepungan Nazi di Leningrad, (kini St Petersburg) dalam Perang Dunia II di Monumen Pembela Heroik, St Petersburg, Rusia, Rabu (18/1/2023). 

Kemungkinan Prigozhin ingin mendorong Putin ke dalam perubahan di kementerian pertahanan yang telah dikritisi habis oleh kepala Wagner secara terbuka selama berbulan-bulan.

Tapi pidato terbaru Putin tampaknya telah menghilangkan prospek itu.

Saat ini yang muncul adalah ancaman eksistensial bagi elite Rusia: rezim presiden yang goyah, dan pentolan tentara bayaran gelap yang diciptakan untuk melakukan pekerjaan kotor--kini malah telah menyerang tuannya.

Rusia Umumkan Operasi Anti-Teroris

Tentara bayaran Wagner Group bertempur di Ukraina, Suriah, dan beberapa negara Afrika
Tentara bayaran Wagner Group bertempur di Ukraina, Suriah, dan beberapa negara Afrika

Rusia pada Sabtu (24/6/2023) mendeklarasikan operasi anti-teroris di Moskwa dan wilayah-wilayah di dekatnya, setelah Grup Wagner bersumpah menggulingkan kepemimpinan militer.

Kelompok tentara bayaran itu mengeklaim telah menduduki markas militer utama Rusia di Rostov-on-Don, selatan negara tersebut.

"Dengan tujuan mencegah kemungkinan tindakan teroris di kota Moskwa dan wilayahnya, rezim operasi anti-teror telah diterapkan," kata komite anti-teroris nasional yang dikutip oleh kantor-kantor berita Rusia.

Pengumuman itu dikeluarkan ketika kepala Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengatakan bahwa dia berada di markas tentara Rusia di Rostov-on-Don dan pasukannya mengendalikan situs militer di sana.

Rusia juga mengumumkan operasi anti-teroris di Voronezh. Beberapa laporan menyebutkan  bahwa Grup Wagner juga menuju ke wilayah di selatan itu.

Wali Kota Moskwa Sergei Sobyanin menyampaikan, operasi anti-teroris ini bertujuan untuk memperkuat keamanan.

Dia menambahkan, jalan-jalan juga akan dikontrol dan acara massal di ibu kota mungkin dibatasi.

"Tolong pertimbangkan dan pahami kebijakan yang diterapkan ini," ujar Sobyanin kepada warga Moskwa di media sosial.

Departemen Transportasi Moskwa mengatakan, kemungkinan ada penundaan rute bus dari ibu kota ke arah selatan.

Prigozhin menuduh Rusia menargetkan pasukannya dengan serangan rudal mematikan dan berjanji akan membalasnya.

Dalam pernyataan terpisah, Prigozhin mengatakan bahwa pasukannya yang berjumlah 25.000 orang siap mati saat dia bersumpah menggulingkan kepemimpinan militer Rusia.

"Kami semua siap mati. Semua 25.000, lalu 25.000 lagi. Kami mati untuk rakyat Rusia," kata Prigozhin dalam pesan suara.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Baca berita lainnya di: Google News

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved