Gunung Lokon Waspada
Pekerja Bangunan Tak Hiraukan Teguran Lurah, Tetap Bertahan di Kaki Gunung Lokon Tomohon Sulut
Beberapa pekerja bangunan di Kaki Gunung Lokon tak langsung berpindah saat diminta pemerintah untuk menjauh dari Gunung Lokon.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Gunung Lokon berstatus waspada atau level II
(Waspada Level II artinya gunung berapi sudah mulai menunjukkan adanya peningkatan aktivitas. Mulai dari aktivitas seismik, kejadian vulkanik, dan kenaikan aktivitas di atas normal.
Perubahan ini dikarenakan aktivitas magma, tektonik, dan hidrotermal. (Kompas.com))
Sebuah kepulan asap berasal dari Kawah Tompaluan Gunung Lokon, Rabu 14 Juni 2023.
Pemerintah telah turun ke lokasi dan meminta warga di sekitar Gunung Lokon untuk menjauh.
Tak sedikit yang tidak mengikuti arahan tersebut. Ada sejumlah pekerja bangunan permanen yang masih tetap bertahan di lokasi di kaki Gunung Lokon.
Para pekerja tetap melanjutkan pekerjaannya.
Pemkot Tomohon dan stakeholder mengimbau masyarakat untuk tak mendekati radius 1,5 kilometer dari Kawah Tompaluan.
Dan bangunan yang sedang dibangun itu berada di Kompleks Pelangi atau tepat di kaki Gunung Lokon.
Lurah Kakaskasen Dua, Tomohon Utara Meidi Simboh mengungkap apa jawaban para pekerja saat diminta untuk menjauh.
"Sudah ditegur tadi agar sementara turun dulu, tapi mereka bilang nanti lihat-lihat dan standby.
Kalau aktivitas terus meningkat akan turun," ujar Meidi.
Bangunan Milik Pengusaha Ternama di Kota Tomohon
Diketahui bangunan permanen yang sementara dibuat ini milik salah satu pengusaha ternama di Kota Tomohon.
Lokasinya berada tepat di kaki Gunung Lokon.
Bahkan menurut warga sekitar jaraknya masuk dalam 1,5 kilometer dari Kawah Tompaluan.
"Dari sini saja hanya 1 kilometer dari kawah," ujar seorang warga saat berada di lokasi.
"Dengar-dengar milik keluarga yang punya Grand Central," tambahnya.
Peningkatan Aktivitas Gunung Lokon Sejak 13 Juni 2023
Sebelumnya pihak Pos Pengamatan Gunung Api Lokon, Kachfi, memberikan penjelasan bahwa peningkatan aktivitas sudah terjadi sejak Selasa (13/6/2023).
"Peningkatan aktivitas sudah terjadi sejak kemarin (Selasa) siang. Sudah terjadi beberapa gempa, paling kuat itu dan sampai mengeluarkan asap pada pukul 18:15 Wita," terang Kachfi sambil menunjuk seismometer.
Untuk status bahaya, sejauh ini masih sama yakni, di level II atau waspada.
Namun, menurut Kachfi bisa saja status Gunung Lokon ditingkatkan apabila terus menunjukan peningkatan aktivitas.
"Status bahaya masih di level II. Namun jika terus ada peningkatan aktivitas Gunung, status akan ditingkatkan," terangnya.
Ia menambahkan, jarak aman yakni 1,5 kilometer dari kawah.
"Kita sudah koordinasi dengan Pemkot Tomohon dan Polres Tomohon agar tidak ada aktivitas di jarak 1,5 kilometer dari kawah," tambahnya.(*)
Ingat, Gunung Lokon Pernah Meletus pada Tanggal 14 Juli 2020, Ada 10 Ribu Warga Mengungsi
Gunung Lokon merupakan gunung di dekat Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara.
Pada 14 Juli 2020 Gunung Lokon pernah meletus.
Akibat dari letusan tersebut, lebih dari 10.000 warga di beberapa desa, di antaranya Kinilow, Tinoor, dan Kakaskasen mengungsi ke Tomohon atau Manado.
Dilansir dari wikipedia, tanggal 10 Juli 2011 sebelum meletus Gunung Lokon mulai menunjukkan aktivitas sejak 18 Juni 2011.
Minggu, 10 Juli 2011 status gunung ini telah ditingkatkan dari Siaga menjadi Awas oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi.
Gunung Lokon di Sulawesi Utara meletus pada Kamis (14/7/2011) pukul 22.45 WIB ()
Pada Kamis, 14 Juli 2011 pukul 22:45 WITA gunung Lokon di kawah Tompaluan meletus dengan lontaran material pijar, pasir, dan hujan abu setinggi sekitar 1.500 meter.
Selanjutnya, letusan kembali terjadi pada Jumat dini hari sekitar pukul 01.30 Wita dengan lontaran material vulkanik setinggi 600 meter.
Sedikitnya dalam sehari setelah letusan telah dua warga meninggal sebagai akibat tidak langsung dari letusan.
Sebelumnya, Gunung Lokon sudah sering mengalami letusan.
Gunung Lokon adalah sebuah gunung di dekat Kota Tomohon, gunung ini memiliki ketinggian 1.580 m dari permukaan laut.
Puncak gunung Lokon berjarak sekitar 5.300 meter di sebelah barat laut dari Kota Tomohon dan sekita 6.700 meter di sebelah barat daya dari kota kecamatan Pineleng. Dari ibukota provinsi Manado jaraknya hanya sekitar 20 kilometer di barat daya kota.
Beberapa peristiwa meletusnya gunung ini yang bisa terekam dalam masa kini diantaranya:
Terjadi letusan pada tahun ini yang tidak sehebat letusan tahun 1991 dan 2011.
Gunung Lokon pada Oktober 1991 pernah meletus yang menimbulkan kerugian material mencapai Rp 1 miliar.
Ribuan jiwa penduduk di Desa Kakaskasen I, Kakaskasen II, Kinilow dan Tinoor, ketika itu setempat diungsikan besar-besar ke sejumlah daerah yang dinilai tidak rawan karena atap ribuan rumah penduduk hancur dihantam batu dan debu setebal 15 sampai 20 cm.
Dalam musibah tersebut, seorang wisatawan asal Swiss, Vivian Clavel yang berkunjung saat terjadi letusan hebat itu tidak dapat ditemukan.
Ia dipastikan tewas tertimbun longsoran lahar dingin.
Waktu meletus pada 2001, sebagian wilayah Kota Manado yang berjarak sekitar 25 Km dari gunung itu, ditutupi hujan debu yang mengguyur disebabkan karena tiupan angin.
Material debu yang dikeluarkan dari kawah gunung api ini berbentuk lava pijar dan ketinggiannya diperkirakan mencapai 400 meter.
Letusan ini tidak sebesar letusan tahun 1991.
Menjelang malam Natal, warga Tomohon, Sulawesi Utara dikejutkan dengan datangnya hujan abu dan pasir akibat letusan Gunung Lokon. Letusan terjadi sekitar pukul 17.34 Wita, Senin (24/12/2012).
"Saya pikir bunyi apa, ternyata bunyi pasir halus yang jatuh di atas seng rumah," ujar Freddy Tangkawarouw, warga Kakaskasen III yang dihubungi Kompas.com.
Menurut Freddy hujan pasir tersebut berlangsung sekitar 10 menit. Banyak warga baru mengetahui ada hujan pasir karena sejak pagi Tomohon dan juga Manado hujan turun tiada henti.
"Suasana berkabut sejak pagi. Saya kaget sudah banyak debu ketika keluar rumah," ujar Stanley Warouw yang tinggal dekat Gunung Api Lokon.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Utara, Hoyke Makarawung yang dihubungi melalui telepon membenarkan Kota Tomohon dihujani debu dengan ukuran partikel yang lebih besar.
"Sekitar pukul 17.24 Wita Gunung Api Lokon kembali meletus," kata Hoyke.
Menurut Hoyke, pihaknya sementara memantau situasi dan tetap bersiaga mengantisipasi keadaan yang tidak diinginkan.
"Semoga tidak membawa dampak yang lebih parah, agar warga bisa merayakan natal sebagaimana mestinya," tambah Hoyke. (Tribun-Timur.com)
Dampak Meletusnya Gunung Lokon, Abu Vulkanik Sampai Manado
Gunung Api Lokon di Kota Tomohon meletus, Sabtu (29/8/2015) sekitar pukul 23.49 Wita. Erupsi kawah Tompaluan tersebut berdampak hingga ke beberapa wilayah di Manado yang dijatuhi abu vulkanis yang terbawa angin.
Tinggi kolom abu mencapai 1.500 meter yang mengarah ke Utara hingga Timur Laut. "Abunya terbawa angin sehingga mencakup wilayah Manado hingga ke Minahasa Utara. Ini banyak abu di depan rumah, kami harus mencari masker," ujar Amanda, warga Winangun, Minggu (30/8/2015).
Letusan Lokon itu juga mengakibatkan tertundanya beberapa penerbangan dari Bandara Sam Ratulangi Manado, karena landasan ikut terdampak debu vulkanis.
Setidaknya tiga penerbangan menuju ke Balikpapan, Surabaya dan Jakarta yang semestinya terbang pada pukul 06.00 Wita harus dijadwalkan ulang.
Pihak otoritas bandara terpaksa menunda keberangkatan tersebut menyusul kondisi landasan. Lewat pengeras suara petugas menyampaikan pengumuman, "Kami mohon maaf, sejumlah penerbangan harus tertunda karena landasan tertutup debu. Harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan kembali."
Belum ada laporan mengenai korban dari letusan Lokon dini hari tadi. Lokon yang merupakan salah satu gunung berapi di Sulawesi Utara merupakan gunung yang kerap erupsi. Terakhir Lokon erupsi pada Mei 2015. (TribunJambi.com)
Ikuti berita-berita terbaru Tribun Manado di: Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.