Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tribun Manado Podcast

Cegah Inflasi Sektor Pertanian, Ir Peit Tangka Minta Pemerintah Bantu Petani di Sulawesi Utara

Ir Peit Tangka hadir di Podcast sebagai pengamat pertanian. Menurut Peit, ketika terjadi inflasi pangan, maka petani menjadi penyangganya. 

Penulis: Fistel Mukuan | Editor: Rizali Posumah
Tribun Manado
Ir Peit Tangka saat hadir di Podcast Tribun Manado, Rabu (14/6/2023). 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Ir Peit Tangka hadir di Podcast Tribun Manado, sebagai narasumber, dengan tema Konsep Agribisnis dan Ketahanan Lokal, Rabu (14/6/2023).

Ir Peit Tangka hadir di Podcast sebagai pengamat pertanian.

Menurut Peit, ketika terjadi inflasi pangan, maka petani menjadi penyangganya. 

"Penelitian saya mengatakan bahwa, petani itu terjadi tiga kali gagal yaitu gagal panen, gagal tanam dan gagal jual," ucapnya.

Dengan begitu baginya, untuk memenuhi ketahanan pangan, tiga gagal ini harus diatasi pemerintah.

"Bagaimana kita berikan yang terbaik bagi petani, supaya produksi mereka lebih bagus," ucapnya.

Ia memyebutkan, industri di Sulawesi Utara ini sudah bagus.  

"Sulawesi Utara sebenarnya sebagai lumbung secara pangan, karena punya komunitas unggulan di bidang pertanian," sebutnya

Potensi Sulawesi Utara baginya, luar biasa kalau bicara komuditi.

Ditambahkannya, komuditi bisa dikembangkan di Sulawesi Utara untuk ketahanan pangan, cabai, kentang, jagung dan bawang merah.  

"Suport pemerintah sangat penting, untuk mencegah inflasi ini khusus di Sulawesi Utara," ujarnya.

Katanya, kalau bicara hanya sekedar produksi capek petani, karena itu pentingnya paradikma, kuantitas, kualitas dan kontinue produksi.  

"Saya merangsang anak-anak milenial, perlu anda cek orang-orang terkaya di Indonesia apa bisnisnya semua agribisnis," pungkasnya. (fis)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Antisipasi Kemarau, Bulog Sulawesi Utara: Stok Beras 5 Ton, Cukup untuk 6 Bulan

Sementara itu, Bulog Sulawesi Utara Gorontalo (Sulutgo) memastikan ketersediaan stok beras sebagai antisipasi musik kering akibat dampak El Nino.

Kepala Bulog Sulutgo, Abdul Muis S Ali mengatakan, pihaknya belum lama ini mendapatkan pasokan beras impor 12.500 ton dari Thailand.

"Ini sesuai jatah dari Pemerintah Pusat, sesuai kebutuhan di daerah," kata Muis kepada Tribunmanado.co.id, Jumat (16/06/2023).

Ia menjelaskan, stok itu sebagian besar untuk disalurkan kepada keluarga kurang mampu.

Proses penyerahan terus berlangsung. Bulog bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam penyalurannya.

Alokasinya, 995 ribu ton beras untuk 99.517 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

"Itu untuk jatah April Mei Juni. Setiap keluarga mendapatkan 10 kilogram per bulan," katanya.

Sisa dari bantuan sosial itu, sekitar 3 ribu ton jadi stok cadangan untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan peruntukan lain.

Muis bilang, pihaknya juga menambah beras dari NTB sebanyak 2 ribu ton.

"Jadi ada sekitar 5 ribu ton cadangan dan itu cukup untuk kebutuhan enam bulan. Baik untung CBP, kebutuhan operasi pasar dan lain-lain," kata mantan Kepala Bulog NTB ini.

Ditambahkannya, Bulog tetap aktif menyerap beras petani dengan mekanisme, hanya 10 persen dari proyeksi kebutuhan.

"Sisanya itu, ya beras yang beredar di pasar berdasarkan prinsip ekonomi, suplai dan deman, bebas," jelasnya.

Dikatakannya, harga beras yang relatif tinggi saat ini merupakan efek dari musim kemarau tahun 2022.

Di mana, terjadi gagal panen di sejumlah daerah sentra beras. Harga beras naik karena pasokan di tingkat masyarakat tidak berimbang.

Faktor lainnya, kondisi pertumbuhan penduduk yang memicu kenaikan angka kebutuhan dan tidak dibarengi dengan produksi beras.

"Alih fungsi lahan pertanian juga menjadi penyebabnya," jelasnya. (ndo)

Begini Dugaan PKS Kenapa Jokowi Cawe-cawe di Pilpres 2024

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved