Sulawesi Utara

Daya Beli Petani Sulawesi Utara Membaik, NTP Naik 0,83 Persen di Bulan Mei 2023

Tayang: Selasa, 13 Juni 2023 15:54 WITA

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung

lihat foto

Daya Beli Petani Sulawesi Utara Membaik, NTP Naik 0,83 Persen di Bulan Mei 2023

fernando lumowa/tribun manado

Petani mengolah lahan untuk ditanami komoditas holtikultura di perkebunan Rurukan, Tomohon Timur

Baca Selanjutnya:

Aktivis Minut Will Luntungan Sebut Aksi Demo di Dukung Undang-Undang: Jangan Ada Penyusup

TRIBUNMANADO.CO.ID - Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Utara pada Bulan Mei 2023 naik 0,83 persen.

NTP Sulawesi Utara menjadi 107,43 dibandingkan dengan bulan April 2023 yang masih 106,55.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Asim Saputra menjelaskan, perubahan NTP terjadi karena kecepatan kenaikan Indeks Harga yang di terima Petani (It) lebih cepat dibandingkan dengan Indeks Harga yang di bayar Petani (Ib).

Di mana, nilai It naik mencapai 1,04 persen sedangkan Ib naik hanya 0,21 persen.

Sementara NTP secara tahun kalender (Year to Date/YtD) menunjukkan kenaikan, sedangkan YoY (tahun ke tahun) mengalami tren penurunan.

"NTP secara YTD naik 1,30 persen dan YoY turun mencapai 2,98 persen," kata Asim kepada Tribunmanado.co.id, Selasa (13/06/2023).

Sedangkan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) juga mengalami kenaikan sebesar 0,84 persen.

Dari nilai 105,32 di Bulan April 2023 menjadi 106,20 di Bulan Mei 2023.

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat daya beli petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani.

Baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani.

Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik.

NTUP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).

Dimana, komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM).

Dengan dikeluarkannya konsumsi rumah tangga dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.(ndo)