Sinarmas MSIG Life Ungkap Alasan Tak Bisa Cairkan Klaim Polis Palsu di Manado

TRIBUNMANADO.CO.ID - PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk (LIFE) memberikan penjelasan lanjutan terkait klaim korban fraud yang dilakukan oknum Swita G Supit.

Swita sebelumnya tercatat pernah menjabat sebagai Tenaga Pemasar Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Manado.

Renova Siregar, Chief Compliance, Legal & Corporate Secretary Sinarmas MSIG Life menjelaskan, ada kekeliruan dalam keterangan James Tumbelaka yang mengaku sebagai korban Swita di media pada Sabtu (03/06/2023).

"Kami menegaskan bahwa tidak pernah membenarkan adanya metode pooling account dalam transaksi pembelian polis asuransi. Metode itu merupakan akal-akalan Swita Glorite untuk menipu korban," ungkap Renova dalam keterangan ke Tribunmanado.co.id, Senin (05/06/2023).

Pengajuan korban, pembayaran premi disetorkan langsung ke Sinarmas MSIG Life tetapi produk yang dikeluarkan tidak sesuai dengan yang dikehendaki pemegang polis.

Selanjutnya pembayaran tersebut ditransfer langsung ke rekening perusahaan tetapi nama pemegang polis diubah menjadi nama orang lain yang diduga menggunakan nama keluarga dan bawahan dari Swita.

Merespons keterangan tersebut, Renova menjelaskan bahwa perusahaan akan senantiasa melakukan kewajiban terhadap polis nasabah apabila transaksi dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Termasuk peraturan perasuransian serta preminya masuk secara resmi ke rekening perusahaan.

"Bukan melalui rekening lainnya, yakni dalam hal ini adalah rekening ex-tenaga pemasar Swita," katanya.

Selanjutnya, korban juga menyatakan bahwa perusahaan diduga mengalami kesulitan dalam melakukan pencairan polis.

Renova bilang ini tidak benar. Pencairan polis tidak dapat dilakukan karena premi asuransi yang disetorkan korban tidak masuk ke rekening perusahaan.

Mmlelainkan melalui rekening ex-tenaga Pemasar bermasalah.

Renova menjelaskan bahwa perusahaan memiliki kekuatan finansial yang kuat dengan total aset sebesar Rp 15,54 triliun, ekuitas sebesar Rp 7,7 triliun dan RBC sebesar 2.527,75 persen (per Desember 2022).

"Terkait hal ini, perusahaan tidak dapat membayarkan klaim terhadap pengajuan polis palsu dari korban," tambah Renova.

Ia menambahkan, proses hukum masih berlanjut dan perusahaan akan mematuhi dan menjalankan keputusan yang berkekuatan hukum tetap.