Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

MTPJ

MTPJ 28 Mei s.d 3 Juni 2023 Kisah Para Rasul 2:1-13 – Kepenuhan Roh Kudus

Melaksanakan amanat agung Yesus Kristus adalah tugas dan tanggungjawab iman orang percaya. Sekalipun banyak tantangan tetapi orang percaya,

Penulis: Aswin_Lumintang | Editor: Aswin_Lumintang
Tribun Jambi
Hari Pentakosta 

Kepenuhan Roh Kudus menunjuk pada peristiwa ilahi dalam mana Tuhan Allah dengan kedaulatan dan anugerah-Nya memberikan Roh-Nya kepada seseorang atau sekelompok orang agar dapat melaksanakan tugas atau misi sesuai kehendak-Nya.

Kisah Para Rasul 2:6 dan 8 ditulis bahwa orang banyak mendengar para murid berbahasa menurut bahasa mereka masing-masing. Kalimat “mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” (ay.4) menunjukkan bahwa para murid memang berbicara dalam bahasa yang asing bagi mereka sendiri tetapi tidak asing bagi mereka yang mendengarnya.

Sehingga dapat dipastikan hal ini merupakan mujizat pendengaran sekaligus mujizat berkata-kata. Kemampuan berbicara dalam bahasa yang dimengerti oleh masing-masing orang dengan latar belakang bahasa yang berbeda, yang diberikan Bapa kepada para murid Yesus Kristus merupakan suatu terobosan agar supaya Injil dapat didengar dan diterima oleh banyak orang yang datang dan berbagai tempat ke Yerusalem. Dan Yerusalem Injil dapat menyebar ke seluruh dunia.

Para murid dipenuhi Roh Kudus karena janji Allah. Kepenuhan Roh Kudus bertujuan untuk memberikan kuasa kepada para murid dan orang percaya mula-mula agar mampu dan berani bersaksi tentang Injil. Injil adalah puncak karya Tuhan Allah yang dikerjakan melalui dan di dalam Yesus Kristus.

Kepenuhan Roh Kudus bagi para murid di hari Pentakosta membawa pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan orang-orang percaya pada abad-abad pertama.

Mereka dengan berani dan rela mengorbankan diri memberitakan Injil dan melakukan banyak mujizat. Bahkan murid Yesus Kristus, kecuali Yohanes, semuanya mati syahid.

Kepenuhan Roh Kudus bagi murid-murid Yesus Kristus pada hari Pentakosta, memang tidak mudah diterima oleh orang banyak; hal mana terlihat dari ketidakpahaman dan ketidakmengertian apa yang sedang terjadi. Bahkan ada tuduhan kepada para murid bahwa mereka sedang mabuk anggur.

Namun situasi itu tidak mengurangi semangat para murid Yesus Kristus dan dengan gagah berani memberitakan Injil serta siap menghadapi tantangan dan rintangan (band. Kis.4:13).

Makna dan Implikasi Firman
Kepenuhan Roh Kudus bagi semua orang percaya di hari Pentakosta merupakan penggenapan janji Tuhan Yesus Kristus (Kis.1:8).

Seseorang yang mengalami kepenuhan Roh Kudus berarti pribadi orang itu dikuasai ata didominasi oleh Roh Kudus sehingga apa yang dilakukannya adalah seperti apa yang Roh Kudus inginkan dan tidak ada tempat untuk hal-hal yang bersifat kedagingan/duniawi atau kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok.

Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan selalu menyadari bahwa apa yang dapat dilakukannya semata-mata adalah apa yang Roh Kudus kehendaki bagi dirinya.

Manifestasi kepenuhan Roh Kudus tidak selalu dalam bentuk bahasa Rob. Sebab dalam Alkitab ada peristiwa-peristiwa lain di mana orang-orang percaya tidak mengalami bahasa Roh, saat mereka dibaptis dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Kis.2:41;8:36-38;16:14-15;16:31-33);

Demikian juga dengan Stefanus, dikatakan penuh dengan Roh Kudus tetapi tidak pernah disebut berbahasa Roh (Kis.7:55). Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang mengalami kepenuhan Roh Kudus (didalamnya mujizat berbahasa Roh/Bahasa-bahasa lain), tujuan utamanya ialah memberitakan Injil.

Kisah Para Rasul 1:8 berkata: “tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi “.

Dengan demikian seorang yang diberi karunia berbahasa Roh, itu bukan hanya untuk dibangga-banggakan untuk kepujian diri sendiri, kelompok dan memandang yang lain rendah; tidak punya Roh; belum bertobat; hams dilahirkan baru; dan sebagainya yang pada intinya menganggap lebih dan yang lain. Hal ini tentu sudah bertentangan dengan kehendak Roh Kudus.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved