Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Wanita Ini Tewas, Mulut Berbusa Usai Makan Martabak Dari Pria Misterius, Sempat Cerita ke Tetangga

INNALILLAHI seorang wanita berusia 26 tahun asal Kediri yang tinggal di Mojokerto, Jawa Timur tersebut mendadak meninggal dunia kondisi mengenaskan

|
Editor: Alpen Martinus
Tribun Bali/Prima
Ilustrasi mayat 

Adapun cara bejat Tohari menghabisi nyawa yakni dengan dalih mengajak korban melakukan sebuah ritual di lahan pertanian milik pelaku.

Menurut pengakuan dari Tohari, korban diajak ke lokasi pukul 16.00 WIB.

Namun ritual tersebut baru dimulai malam hari, yakni pukul 19.30 WIB.

Pelaku mengatakan, ritual tersebut dilakukan kurang lebih selama satu jam.

Pernyataan tersebut disampaikan Tohari saat dihadirkan di lokasi pembunuhan dan penguburan para korban, Selasa (4/3/2023).

Namun ritual tersebut baru dimulai malam hari, yakni pukul 19.30 WIB.

Pelaku mengatakan, ritual tersebut dilakukan kurang lebih selama satu jam.

"Kalau kemalaman, takut. Jadi, berangkatnya agak siangan."

"Prosesi ritual sekitar satu jam. Ritualnya cuma ngobrol-ngobrol saja," tutur Tohari, dikutip dari TribunBanyumas.com.

Diberi Minuman Beracun

Pada saat ritual tersebut lah Tohari melancarkan aksinya dengan memberikan minuman yang dicampur potasium dan obat penenang.

Setelah menegak minuman tersebut, kata Tohari, korban kemudian tak bisa berbuat apapun.

"Korban hanya muntah sedikit, lalu tidak terasa apa-apa," ujarnya.

Menurutnya, potasium dan obat penenang yang dicampurkan ke minuman sangat ampuh mematikan korbannya.

Bahkan, korban tidak berteriak setelah meminum air yang diberikannya.

"Jadi, korban dikubur setelah betul-betul mati. Kalau belum, ya tidak bisa dikubur," akunya.

Tohari mengaku mengajak para korbannya ke lokasi menggunakan kendaraan miliknya.

Hal tersebut dilakukan lantaran Tohari ingin menghilangkan jejak.

"Jadi, ke tempat saya naik bus. Kalau korban bawa kendaraan, tidak berani, akan ketahuan," katanya.

Tohari mengaku tega menghabisi nyawa para korbannya karena membutuhkan uang untuk membayar hutang.

Selain untuk membayar hutang, kata Tohari, uang para korbannya dirampas untuk kebutuhan sehari-hari.

"Uangnya untuk membayar utang dan kebutuhan sehari-hari," tutur Tohari. (TribunMadura/Mohammad Romadoni/TribunSolo)

Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com 

Sumber: TribunNewsmaker
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved