Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

MTPJ

MTPJ 16-22 April 2023 Yohanes 20:11-18 – Aku Telah Melihat Tuhan

Manusia adalah mahkluk ciptaan Tuhan Allah yang segambar dan serupa dengan-Nya (Imago dei), diciptakan-Nya laki-laki

Penulis: Aswin_Lumintang | Editor: Aswin_Lumintang
AP Photo/Ariel Schalit
Sejumlah biarawati sedang menyaksikan para ahli memulai proses restorasi makam Yesus di Yerusalem, Senin malam 

Perikop Yohanes 20:11-18 menyaksikan tentang peristiwa Yesus Kristus menampakkan din kepada Maria Magdalena, yang sekaligus orang pertama yang dijumpai Yesus Kristus setelah kebangkitan-Nya.

Namun Maria Magdalena belum mengerti dan percaya bahwa Yesus Kristus benar telah bangkit dari antara orang mati. Maria Magdalena berdiri dekat kubur itu dan menangis sambil menjenguk ke dalam kubur itu.

Kondisi yang sedang terjadi dalam ayat 11 ini, merupakan respons Maria Magdalena terhadap kubur yang kosong.

Maria Magdalena sedang kebingungan dan menangis, mencari di mana mayat Yesus Kristus berada. Di tengah kebingungan itu Maria Magdalena berjumpa dengan malaikat-malaikat yang bertanya: “Ibu mengapa, engkau menangis?” dijawab oleh Maria Magdalena: “Tuhanku diambil orang dan aku tidak tahu di mana la diletakkan.”

Menurut Herman Rairedderbos berpendapat bahwa Maria Magdalena di tengah kesedihannya tidak dapat menemukan jawaban atas pertanyaan- pertanyaanya sekalipun berdiri malaikat-malaikat disampingnya (ayat 12-13). Bahkan ketika Yesus Kristus sendiri berbicara dengannya is tidak dapat mengenali-Nya.

Maria Magdalena menyangka bahwa kubur yang kosong itu disebabkan pencurian. Dia menyangka bahwa Yesus Kristus adalah seorang penjaga taman dan menuduhnya sebagai pencurinya. (ayat 14 — 15).

Di sini tampak bahwa Maria Magdalena masih terperangkap dalam suasana kesedihan dan rasa kehilangan karena kematian orang yang dikasihi.

Kendati Yesus Kristus sudah bangkit mengalahkan kematian itu namun dia masih berada dalam suasana kematian. Sukacita kebangkitan belum dirasakan, padahal kematian sudah diluluhkan.

Sapaan Yesus Kristus dengan menyebut nama Maria menyadarkannya siapa yang berbicara kepadanya. Bukan penunggu taman melainkan guru-Nya. Dia berpaling dan menyebut Yesus Kristus dengan bahasa Ibrani “Rabuni”, artinya Guru (ayat 16).

Bagi orang-orang Yahudi menyapa cendekiawan mereka sebagai Guru menunjuk pada rasa hormat dan segan. Ketika Maria Magdalena mengenali Yesus Kristus dan ia bergembira dan bersukacita sehingga ia ingin menyentuh-Nya.

Tetapi Yesus melarangnya dengan alasan bahwa, la belum pergi kepada Bapa. Hal ini menunjuk pada keilahian-Nya sebagai Mesias Anak Allah.

Maria Magdalena disuruh untuk pergi kepada saudara-saudara-Nya dan mengatakan kepada mereka bahwa sekarang Yesus Kristus akan pergi kepada Bapa-Nya dan Bapamu, Allah-Ku dan Allahmu.

Pergi dengan maksud menyampaikan perkataan Yesus Kristus atau menyampaikan pesan lebih penting, dari pada menyentuh-Nya sebagai ungkapan rindu untuk kepentingan pribadi.

Demikian juga perlu diperhatikan bahwa dalam ayat tersebut Yesus Kristus terlebih dahulu menggunakan kata “Bapa” yaitu sapaan akrab-Nya untuk menunjukkan hubungan yang intim antara Bapa dan Anak sebagai satu hakikat yang tak terpisahkan.

Pemyataan Bapa-Ku/Allah-Ku menunjuk pada “sehakikat” hubungan antara Yesus Kristus dengan Allah Bapa, yang membedakannya dari hubungan Allah Bapa dengan orang-orang percaya, termasuk hubungan dengan Maria Magdalena pada waktu itu. Itulah sebabnya mengapa Yesus Kristus tidak mengatakan Bapa kita dan Allah kita melainkan Bapa-Ku/Allah-Ku dan Bapamu/Allahmu. (ayat 17)

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved