Pahlawan Nasional
13 April 1923 Supriyadi Lahir, Pejuang PETA di Blitar, Panglima yang Tak Pernah kembali
Pemerintah Republik indonesia menunjuknya sebagai Menteri Keamanan Rakyat dan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang pertama.
Supriyadi ditempatkan di batalyon ke-2 PETA di Blitar dan mendapat pangkat Shodancho (setingkat kapten).
Dia menjadi salah satu perwira PETA yang paling disegani dan dicintai oleh para prajuritnya karena kepemimpinan dan keberaniannya.
Februari 1945, Supriyadi memimpin perlawanan PETA terhadap Jepang di Blitar.
Perlawanan ini dipicu oleh ketidakpuasan para prajurit PETA terhadap perlakuan Jepang yang sewenang-wenang, diskriminatif, dan mengeksploitasi sumber daya Indonesia.
Selain itu, para prajurit PETA juga terinspirasi oleh pidato Jenderal Koiso pada tanggal 7 September 1944 yang menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia.
Perlawanan ini direncanakan secara rahasia oleh Supriyadi bersama beberapa perwira PETA lainnya, seperti Soeharto (bukan mantan presiden), Soetarjo Kartohadikusumo, Moestopo, dan Sudirman (yang kemudian menjadi Panglima TNI yang kedua).
Mereka berencana untuk membunuh para perwira Jepang saat menghadiri rapat di Hotel Sakura pada tanggal 14 Februari 1945.
Namun rencana ini bocor dan Jepang berhasil menghindari serangan tersebut.
Meskipun demikian, Supriyadi dan pasukannya tetap melancarkan serangan ke markas Kenpeitai (polisi militer Jepang) dan beberapa pos penting lainnya di Blitar.
Mereka berhasil menguasai sebagian besar kota Blitar selama beberapa jam dan menyatakan kemerdekaannya.
Serangan Supriyadi dan pasukannya tidak berlangsung lama.
Jepang segera mengirim bala bantuan dari Malang dan Kediri untuk menumpas pemberontakan Blitar.
Pertempuran sengit terjadi antara pasukan PETA dan Jepang di berbagai tempat di Blitar dan sekitarnya.
Banyak prajurit PETA yang gugur dalam pertempuran tersebut, termasuk beberapa perwira yang terlibat dalam perencanaan pemberontakan.
Supriyadi sendiri berhasil lolos dari kejaran Jepang dan bersembunyi di lereng Gunung Kelud bersama beberapa prajuritnya.
Sosok Nani Wartabone dan Kisahnya Usir Penjajah dari Tanah Gorontalo, Punya 9 Keturunan |
![]() |
---|
Sosok Dr dr HR Soeharto, Dokter yang Rawat dan Dampingi Soekarno, Dapat Gelar Pahlawan Nasional |
![]() |
---|
Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional Kepada 5 Tokoh, Dokter Bung Karno hingga KH Ahmad Sanusi |
![]() |
---|
Daftar 10 Pahlawan Nasional Asal Sulawesi Utara, Ada yang Gugur Usia 24 Tahun |
![]() |
---|
Sam Ratulangi Pahlawan Nasional, Berjuang Saat Lahirnya Pancasila Hingga Kenalkan Nama Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.