Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sulawesi Utara

Segini Harga Daging Babi Hutan di Minut Sulawesi Utara, Dikirim Dari Gorontalo dan Sulsel

Sedangkan saat ini karena sudah mendekati Paskah, maka ia menjual daging babi hutan dengan harga Rp 45 ribu per kilogram.

Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
Tribunmanado.co.id/Fistel Mukuan
Cherly Palit (topi biru) saat membeli daging babi hutan di Pasar Airmadidi, Minut, Sulawesi Utara, Sabtu (8/4/2023). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Daging babi hutan masih menjadi favorit warga di Minahasa Utara jelang Paskah.

Itu lantaran daging babi hutan sangat digemari warga.

Bisa menjadi campuran berbagai macam masakan.

Baca juga: Warga Minut yang Makan Daging Babi Hutan Akui Rasanya Enak, Diolah dengan Sayur Leilem

Daging bagi hutan yang dijual di Pasar Airmadidi, Minut, Sulawesi Utara, Sabtu (8/4/2023).
Daging bagi hutan yang dijual di Pasar Airmadidi, Minut, Sulawesi Utara, Sabtu (8/4/2023). (Tribunmanado.co.id/Fistel Mukuan)

Memang daging babi yang dijual di situ berasal dari Sulawesi Utara.

Pedagang mendatangkan daging babi hutan dari Gorontalo dan Sulawesi Selatan.

di sana mudah mendapatkan babi hutan lantaran warga membunuhnya, sebab dianggap sebagai hama.

Sehingga Sulawesi Utara menjadi tujuan penjualan babi hutan.

Baca juga: Pedagang Daging Babi Hutan di Minut Akui Jika Hari Raya Penjualan Meningkat hingga 2 Kali Lipat

Warga Minahasa Utara di Sulawesi Utara dikenal sebagai pemakan daging satwa liar.

Misalnya saja tikus, babi hutan, sanca, kelelawar, biawak, dan lain-lain.

Apalagi, jika perayaan-perayaan besar seperti Paskah, Pengucapan Syukur, Natal, dan tahun baru.

Daging ekstrem ini menjadi salah satu favorit masyarakat.

Baca juga: ASF Ancam Sulawesi Utara, 3 Ton Daging Babi Hutan dari Kendari Dicegat di Bolaang Mongondow Utara

Terpantau, Sabtu (8/4/2023) di Pasar Airmadidi, Minut, menjelang perayaan Paskah sangat padat kendaraan.

Pengunjung di dalam pasar juga sangat padat, apalagi di tempat penjualan daging ekstrem ini.

Ada daging babi hutan, sanca, tikus, hingga anjing yang dijual.

Salah satu pedagang daging babi hutan bernama Yohan mengatakan bahwa daging yang dijualnya dari luar Sulut.

"Daging babi hutan ini saya beli dari Gorontalo dan Sulawesi Selatan, terima di sini," ucapnya.

Menurutnya, bagi petani di Gorontalo dan Sulawesi Selatam babi hutan ini adalah hama karena bisa merusak tanaman yang mereka kelola.

Ia menyebut, kalau tidak ditangkap bisa merugikan penghasilan para petani.

Sehingga, daging babi hutan yang dijual adalah hasil tangkapan para petani.

"Saya sudah kurang lebih 10 tahun berjualan daging babi hutan di Pasar Airmadidi ini," ungkapnya.

Pasar Airmadidi sendiri beroperasi tiga kali dalam seminggu, yaitu hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.

Jika hari raya, daging yang dijual jumlahnya akan lebih banyak, harga juga naik.

"Kalau tidak hari raya biasa saya jual hanya 50 kilogram per hari, tapi kalau hari raya bisa sampai 100 kilogram per hari," ucap Yohan.

Jika hari biasa, Yohan menjual daging babi hutan seharga Rp 35 ribu per kilogram.

Sedangkan saat ini karena sudah mendekati Paskah, maka ia menjual daging babi hutan dengan harga Rp 45 ribu per kilogram.

Penghasilan Yohan sendiri tidak menentu.

Namun, dalam sebulan rata-rata ia mendapatkan Rp 6 juta, namun dipotong gaji karyawan senilai Rp 2,5 juta.

"Dengan berjualan ini uang makan untuk keluarga dan biaya sekolah anak sudah cukup," pungkasnya.(*)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved