Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bacaan Alkitab

Bacaan Alkitab Matius 27:27 Dikepung dan Dikeroyok Demi Kita

Sebelum melakukan jalan Salib atau Jalan Sengsara, Yesus sudah mengawalinya dengan berjalan seperti pontang-panting

Penulis: Aswin_Lumintang | Editor: Aswin_Lumintang
Istimewa/https://triaskun.id/ via Wartakotalive
Ponsius Pilatus cuci tangan, melepaskan tanggung jawab akan nasib Yesus 

  Matius 27:27
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebelum melakukan jalan Salib atau Jalan Sengsara, Yesus sudah mengawalinya dengan berjalan seperti pontang-panting ke sana ke mari.

Mulai dari ketika Dia berdoa di Taman Getsemani, di seberang Sungai Kidron, Dia ditangkap. Dari situ Dia dibawa kepada Hanas dan imam Besar Kayafas untuk diadili di Mahkamah (pengadilan) Agama.

Selanjutnya Dia dibawa berjalan menuju Istana Pilatus untuk diadili.

Jim Caviezel bersaksi usai perankan Yesus di film The Passion of The Christ. Jim saat syuting memikul salib Yesus.
Jim Caviezel bersaksi usai perankan Yesus di film The Passion of The Christ. Jim saat syuting memikul salib Yesus. (Internet/istimewa)

Namun, Pilatus menyuruh membawa Yesus untuk diadili oleh Herodes. Herodes, mengembalikan-Nya kepada Pilatus yang dianggap lebih berkuasa dan berwewenang untuk mengadili.

Maka dibawalah Yesus kembali kepada Pilatus dengan proses yang cukup panjang di mana ada perdebatan dan tawar menawar dengan para imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua Yahudi.

Tetapi Pilatus gagal. Akhirnya, Yesus kembali diseret ke pengadilan (Agama). Dalam keadaan tertindas dan teraniaya itu, Yesus sudah dibuat lelah karena dibawa ke sana ke mari oleh para serdadu dalam pengawalan ketat mereka.

Di halaman pengadilan itulah, penyiksaan sadis dilanjutkan. Yesus akan memulai Jalan Sengsara menuju Golgota, untuk disalib dan dihukum mati dengan mengenaskan.

Mengawali perjalanan tersiksa dalam sepanjang sejarah kehidupan umat manusia itu, Yesus dikepung oleh para serdadu. Mereka mengelilingi Yesus.

Mereka siap mengeroyok Yesus yang tak berdaya, menyeret Yesus dan menyiksa-Nya dalam perjalanan yang ditempuh sekitar 3 km itu, menuju Golgota.

Baca juga: Bacaan Alkitab Matius 27:28-30 Dinista, Dihina, Diludahi, Diolok-olok

Serdadu, sudah tentu dengan algojonya siap siaga menyiksa Yesus. Bayangkan Yesus yang sudah tidak berdaya, dikepung oleh para serdadu yang pasti sudah lengkap dengan perlengkapannya.

Semua pasukan yang siap menyiksa dan mengeroyok Yesus dikumpul dan mengurung Yesus, sehingga sangat terlihat jelas ketidakberdayaan Yesus di tengah keperkasaan serdadu ataupun prajurit yang tiada lagi memikirkan rasa keadilan maupun kemanusiaan kepada Kristus.

Kondisi Yesus seperti domba yang kelu tak berdaya dan siap dibawa ke pembantaian untuk dikorbankan. Mungkin sama seperti (maaf) seekor ternak, hewan ataupun ikan yang masih hidup tapi sudah terkurung tinggal menunggu detik-detik terakhir untuk dibantai hidup-hidup.

Coba bayangkan, sosok manusia yang tak berdosa, kemudian tak berdaya, terkurung, terkepung dan masih hidup tapi sudah tersiksa, dan tinggal menunggu waktu yang tak lama lagi dikeroyok dan dibunuh dengan sadisnya.

Yah, Yesus dibunuh dan dibantai secara tersalib dengan tiada belas kasihan, tiada berperikemanusiaan sedikitpun.

Bayangkan bagaimana perasaan Yesus ketika itu. Dalam ketikdaberdayaan-Nya itu, Dia siap siaga menerima dan menyerahkan diri-Nya disiksa dan dihukum mati dengan nista nan keji.

Demikian firman Tuhan hari ini.

  Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus. (ay 27)

Para serdadu wali negeri yang berkomplotan dengan imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, para tua-tua Yahudi, berlaku sesuka hati dan sesewenang-wenang kepada Yesus. Sementara Yesus tak berdaya dan pasrah saja.

Yesus tentu tidak membalas. Sebab kalau saja Yesus menggunakan kekuasaan-Nya sebagai Tuhan, maka hancur leburlah mereka semua. tetapi misi penyelamatan Allah tentulah tidak terlaksana.

Yesus tahu semuanya itu. Maka dalam kerendahan hati dan dalam kepasrahan penuh, Yesus menjalani semua proses itu karena cinta dan sayang-Nya akan kita yang sungguh tiada tara dan tiada akhir.

Yesus sungguh Tuhan dan Juruselamat dunia, Anak Allah dan Raja segala raja. Dia sangat mengasihi kita. Dia rela menerima penyiksaan yang tiada berhingga agar kita selamat.

Di balik penderitaan-Nya, ada pengharapan teguh dan pasti. Karena dari situ kita beroleh keselamatan sempurna dan bersifat kekal. Kita sungguh amat sangat bangga dan bersyukur memiliki Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat kita.

Di Minggu Sengsara ke 6, menjelang puncak peringatan kesengsaraan-Nya di Jumat Agung, janganlah kita menyengsarakan Dia lagi untuk seterusnya dan selamanya. Senangkanlah hati-Nya dan muliakanlah Dia dalam segala hal, dalam setiap laku hidup kita. Itu yang berkenan pada-Nya.

Kitalah Israel baru: Israel masa kini. Kita sangat dikasihi-Nya. Jangan sia-siakan kasih-Nya dengan hidup dalam dosa dengan menyengsarakan Dia berulang-ulang. Hendaklah jejak langkah hidup kita terisi dengan setia dan taat kepada-Nya.

Kita memang harus melewati lembaga kekelaman dan kesengsaraan karena salib, tapi kita akan mendapat belas kasihan-Nya. Dia pasti menolong, menyertai dan memberkati kita sampai selamanya. Amin

DOA: Tuhan Yesus, terpujilah nama-Mu yang rela berkorban untuk kami. Ampunilah kami dan pakailah kami sesuai kehendak-Mu. Amin

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved