Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sitaro Sulawesi Utara

Harga Cabai di Kepulauan Sitaro Sulawesi Utara Tembus Rp 150 Ribu per Kilogram, Warga Mulai Mengeluh

Harga cabai rawit di Kepulauan Sitaro menembus harga Rp 150 ribu per kilogram. Angka tersebut meningkat pesat dari sebelumnya Rp 95 ribu per kilogram.

Penulis: Octavian Hermanses | Editor: Isvara Savitri
Octavian Hermanses/Tribun manado
Aktivitas pedagang bumbu dapur di Pasar Ulu Siau 

TRIBUNMANADO.CO.ID, SITARO - Kenaikan harga cabai rawit kembali terjadi di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara.

Salah satu jenis bumbu dapur yang jadi kebutuhan warga itu kini dijual dengan harga Rp 150 ribu per kilogram.

Angka tersebut meningkat pesat dari harga sebelumnya, yakni Rp 95 ribu per kilogram di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Sitaro.

Salah satu penjual cabai rawit yang ditemui di Pasar Ulu menuturkan, hingga saat ini belum ada pasokan cabai rawit yang masuk dari wilayah pemasok, khususnya Gorontalo.

"Tidak ada petani yang memetik cabai rawit karena mengawali puasa. Makanya barang kosong, termasuk pasokan ke Sitaro tidak ada," ungkap Anis, penjual cabai rawit di Pasar Ulu, Minggu (26/3/2023).

Saat ini, para pedagang cabai rawit hanya menjual barang yang tersedia dari pengiriman-pengiriman sebelumnya dengan harga tinggi.

Lonjakan harga jual cabai rawit ini turut dibenarkan Kepala Bidang Pasar Dinas Perindustrian Perdagangan dan Tenaga Kerja (Disperindagnaker) Sitaro, Junaedy Sasela.

Melalui media perpesan Whatsapp, Junaedy Sasela menerangkan penyebab meningkatnya harga jual cabai rawit hingga Rp 150 per kilogramnya.

"Harga naik karena kurangnya stok. Biasanya di awal puasa seperti ini, mayoritas petani di Gorontalo tidak melakukan pemetikan cabai rawit. Bahkan harga di kota asal ini juga tinggi," beber Junaedy Sasela.

Adapun daerah lain yang menjadi pemasok untuk wilayah Sulawesi Utara seperti Kota Palu, Sulawesi Tengah tidak bisa memenuhi kebutuhan dimaksud.

Baca juga: Kecelakaan Maut Pukul 08.15 WIB, Seorang Pemotor Tewas Seketika, Ngebut saat Nyalip Lalu Tabrak Truk

Baca juga: Kontak Senjata Pecah saat Evakuasi Bripda Mesar dan Serda Risawar, KKB Papua Serang Aparat di Ilu

Produksi cabai rawit dari Palu dijual untuk memenuhi kebutuhan antar pulau lain seperti Kalimantan, Jawa, dan sekitarnya.

"Kemungkinan harga cabai rawit akan kembali normal di sekitaran minggu depan karena sudah ada aktivitas pemetikan dari petani di Gorontalo," katanya.

Tingginya harga jual cabai rawit ini mulai dikeluhkan sebagai masyarakat Kabupaten Sitaro, khususnya ibu-ibu rumah tangga.

"Sejak awal tahun ini, harga bahan kebutuhan pokok mulai naik. Ini harga cabai rawit yang naik. Tentu ini sangat menyusahkan kami," Isye, warga Kelurahan Tarorane, Kecamatan Siau Timur.

Ia berharap, persoalan kenaikan harga ini bisa menjadi perhatian khusus pemerintah daerah khususnya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

Suasana di dalam Pasar Ulu Siau Kabupaten Sitaro.
Suasana di dalam Pasar Ulu Siau Kabupaten Sitaro. (tribunmanado.co.id/Octavian Hermanses)

"Kami sangat berharap kondisi ini tidak akan berlangsung lama. Artinya harga-harga kebutuhan pokok bisa seceptanya normal kembali," tutupnya.(*)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved