Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Catata Wartawan

Sayap Sayap yang Patah di Kamboja

Ketika ada yang berhasil keluar dari sana, kisah mereka langsung menjadi buku yang kemudian di filmkan. Judulnya Escaped from Cambodia. 

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Tribun Bali/Prima
Ilustrasi mayat. 

Keduanya ingin balik Manado. Namun tak semudah itu. Mereka musti bayar denda.

Celakanya Rendy dan Tika tak punya uang. Keduanya dilanda stres. 

Galau bertubi tubi. Ingin bertahan sulit. Pulang pun tak bisa. Satu satunya harapan adalah KBRI.

Muncul ide untuk melarikan diri dari perusahaan. Diputuskan Rendy yang melarikan diri. Sedang Tika tinggal di perusahaan. 

Sudah direncanakan, Rendy setiba di KBRI akan meminta perlindungan lantas upaya diplomatik untuk mengeluarkan sang istri. 

Di perusahaan, Tika menanti dengan penuh harap. Sehari. Dua hari. Tiga hari. Rendy hilang kabar.

Akhirnya Tika melapor ke perusahaan. Kemudian sejumlah warga menemukan mayat. 

Mereka melapor ke polisi. Ternyata itu mayat Rendy. Rendy ditemukan dengan ada bekas ikatan di tangan dan leher.

Beberapa bagian tubuhnya lebam. Aparat kepolisian Kamboja masih melakukan penyelidikan.

Hingga kini jenazah Rendy masih tertahan di Kamboja

Pihak KBRI tengah mengupayakan kepulangan jenazah Rendy.

Di Manado, pihak keluarga sangat berharap dapat segera melihat jenazah Rendy. 

Bangsal duka sudah dibangun. Tiap malam digelar ibadah penghiburan.

Kematian Rendy masih jadi misteri.

Apakah ia dibunuh? Ataukah sakit? Ataukah ada sebab lain? Bagi keluarga pertanyaan itu sangat penting.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved