Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bacaan Alkitab

Bacaan Alkitab Malam - Markus 14:45-46 Membunuh dengan Ciuman

Membunuh dengan tangan orang lain, itu yang dilakukan Yudas Iskariot kepada Yesus. Dia membunuh Sahabat, Guru dan Pimpinannya

Penulis: Aswin_Lumintang | Editor: Aswin_Lumintang
The Guardian
Jim Caviezel bersaksi usai perankan Yesus di film The Passion of The Christ. 

Markus 14:45-46
TRIBUNMANADO.CO.ID - Membunuh dengan tangan orang lain, itu yang dilakukan Yudas Iskariot kepada Yesus. Dia membunuh Sahabat, Guru dan Pimpinannya dengan "tangan yang bersih," karena tidak melakukannya sendiri.

Tapi tangan orang lain. Dia berkonspirasi dengan orang lain.

Dia membunuh Yesus dengan ciuman. Ciuman yang mematikan Sang Guru Agung. Membunuh dengan kasih palsu. Kelihatan menunjukkan kasih dengan ciuman, padahal bagian dari skenario membunuh Yesus.

Yudas Iskariot
Yudas Iskariot (renunganpdk)

Sehingga, Yudas mendapatkan keuntungan ganda. Dalam skenario Yudas, dia membunuh namun lolos dari tuduhan atau tanggungjawab karena menggunakan tangan orang lain, sehingga namanya tetap bersih, sedangkan pada sisi lain dia mendapatkan keuntungan materi. Meski jumlahnya sangat murah: 30 keping perak saja.

Mungkin saja Yudas tidak berpikir atau menduga bahwa akibat ulahnya itu, risikonya begitu tragis: kesengsaraan dan kematian Sang Juruselamat dunia.

Itulah sebabnya dalam pesannya kepada imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, tua-tua dan prajurit Roma, agar setelah mereka menangkap Yesus, Dia harus dibawa dengan selamat. Artinya, akibatnya tidak sampai membawa Yesus dihukum mati secara tragis.

Faktanya, setelah Yesus ditangkap, Dia tidak dibawa dengan selamat tetapi disiksa, melewati Jalan Salib dan mati tergantung di bukit Golgota. Itulah sebabnya Yudas pada akhirnya menyesalinya. Tetapi dia tidak bertobat, malah menghabisi hidupnya (bunuh diri) yang membuat hidupnya mati tragis dan sudah pasti dihukum dalam kekekalan.

Baca juga: Renungan Kristen Malam - Maleakhi 4:1-6 Berbahagialah dalam Ketaatanmu

Ketika rombongan itu tiba, Yudas langsung mencium Rabinya, Yesus. Seketika itu juga para prajurit, imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua spontan menangkap Yesus. Itulah titik awal penyiksaan terhadap Yesus. Ciuman yang membunuh, menjadi awal perjalanan sengsara Kristus. Mereka langsung menyeret-Nya ke pengadilan sambil menyiksa-Nya dengan keji.

Yesus ditangkap dan menjalani semua proses kesengsaraan yang mengerikan. Padahal tak ada alasan yang dapat dijadikan dasar menangkap, menghukum dan menyiksa, apalagi membunuh Yesus. Karena tidak ditemukan sedikitpun kesalahan dalam diri-Nya. Itu diakui oleh Pilatus ketika mengadili Yesus.

Tapi semuanya dijalani Yesus, karena cinta-Nya yang tak terhingga dan tak terbatas akan kita. Dia sangat mengasihi kita. Demi keselamatan kita, Dia tidak menolak ciuman Yudas, meski Dia tahu itu adalah ciuman yang membunuh-Nya.

Dia tidak melawan atas penangkapan dan penyiksaan pada diri-Nya, sampai Dia ditinggalkan para murid-Nya yang tak sanggup melihat kengerian penyiksaan yang ganas pada diri-Nya. Yesus mengalah untuk menang, juga memenangkan umat manusia. Dia rela menerima ciuman Yudas dan tidak melawan saat ditangkap.

Demikian firman Tuhan hari ini.

_ Dan ketika ia sampai di situ ia segera maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Rabi," lalu mencium Dia.
_ Maka mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya."  (ay 45-46)_

Sapaan Rabi yang disertai ciuman Yudas membuktikan kedekatan hubungan dengan Yesus. Apalagi Yudas dipilih Yesus sebagai bendahara-Nya. Sehingga dia menjadi orang kepercayaan Yesus.

Pastinya, sebagai teman baik, Yesus tidak pernah melakukan hal jahat kepada-Nya. Yesus sangat mengasihi dia, sebagaimana juga Yesus lakukan kepada murid-Nya yang lain. Malah, Yudas menjadi musuh dalam selimut. Dia sahabat yang membunuh sahabat dengan ciuman. Seperti pembunuh berdarah dingin. Membunuh dengan menggunakan tangan orang lain, dan mengais untung pula.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved