Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Boltim Sulawesi Utara

Harga Cabai Semakin Pedas, Petani di Boltim Sulut Ungkap Kesulitan Lawan 4 Wabah Ganas

Iry Arianto Mamonto, salah seorang petani cabai di perkebunan Desa Moyongkota Baru menuturkan, kenaikan harga cabai saat ini tidak bisa dibendung.

Penulis: Teguh Putra Mamonto | Editor: Rizali Posumah
tribunmanado.co.id/Teguh Mamonto
Iry Arianto Mamonto, salah seorang petani cabai di perkebunan Desa Moyongkota Baru, Boltim, Sulawesi Utara. 

Terang dia, sebenarnya target ada 2 ton yang panen. 

Tapi karena wabah dan curah hujan, jadi banyak pohon yang rusak.

"Dari 2.400 pohon, yang rusak sekitar 800 pohon jadi perkiraan cuma sampai 800 kilogram. Kalau beruntung sampai 1 ton untuk keseluruhan panen, jadi harga naik ini kami petani tidak untung banyak," ujar Iry.

Iry memprediksi seiring para petani terus berjuang melawan wabah maka harga cabaik akan terus naik. 

"Kalo dari petani berharap harganya akan naik, karena melawan wabah di saat musim hujan itu sangat memakan waktu dan butuh Kesabaran, Ketabahan, Ketekunan dan modal yang luar biasa.

Kalau harganya di bawah Rp 50 rb kita yang rugi karena produksi kurang," ucap Iry. 

Sedangkan untuk di pasar harga cabai tidak menentu dan Bervariatif ada yang Menjual dari Rp 80 ribu per kg, ada juga yang Rp 100 ribu per kg, ada juga Rp 75 ribu per kg.

Untuk Pemborong biasanya diambil Rp 70rb perkg sampai Rp 75rb per kg.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved